• Indonesia's Investment Agency Targets 15% Investment Growth in 2016

    The Indonesia Investment Coordinating Board (BKPM), the central government's investment services agency, targets to see a 15 percent growth to IDR 594.8 trillion (approx. USD $43 billion) in investment realization in 2016 supported by an improving investment climate in Southeast Asia's largest economy. Franky Sibarani, Head of the BKPM, said the government is particularly eager to see sharp growth in investment realization in the country's manufacturing sector, in infrastructure, services and trade, and in the raw resources industry.

    Lanjut baca ›

  • Indonesia Investments Menerbitkan Newsletter Edisi 10 Januari 2016

    Pada tanggal 10 Januari 2016, Indonesia Investments menerbitkan edisi terbaru dari newsletter-nya. Newsletter gratis ini, yang dikirim ke pelanggan kami sekali seminggu, berisi berita baru yang paling penting dari Indonesia yang telah dilaporkan di website kami selama tujuh hari terakhir. Sebagian besar topiknya mencakup masalah ekonomi seperti analisis dampak perlambatan ekonomi Republik Rakyat Tiongkok (RRT) terhadap Indonesia, update inflasi, manufaktur, produksi minyak, perbankan syariah, dan banyak lagi .

    Lanjut baca ›

  • Bank Indonesia: Cadangan Devisa Meningkat pada Bulan Desember 2015

    Bank sentral Indonesia (Bank Indonesia) mengumumkan bahwa cadangan devisa negara ini telah meningkat tajam pada bulan Desember 2015. Pada akhir bulan terakhir tahun 2015 aset devisa tercatat sebesar 105,9 dollar Amerika Serikat (AS), naik dari 100,2 miliar dollar AS di bulan sebelumnya. Ini adalah hasil yang luar biasa karena ekonomi global dan domestik masih terganggu oleh ketidakpastian dan arus modal yang volatil (pada bulan Desember Federal Reserve akhirnya menaikkan Fed Fund Rate utamanya sebesar 25 poin basis).

    Lanjut baca ›

  • Rendahnya Harga Minyak Dapat Mengganggu Produksi Minyak di Indonesia

    Meskipun harga minyak agak membaik dari posisi terendah dalam 12 tahun terakhir pada hari Jumat (08/01) karena rebound pasar saham Republik Rakyat Tiongkok (RRT), ada kekuatiran bahwa Indonesia tidak akan mencapai target lifting minyak 2016 karena produsen minyak di negara ini menjadi kurang bersemangat untuk meningkatkan produksi saat harga minyak lemah. Kemarin, minyak Brent turun ke 32,16 dollar Amerika Serikat (AS) per barel - tingkat terendah sejak 2004 - setelah RRT mendevaluasi yuan dan saham RRT anjlok lebih dari 7% yang menyebabkan terjadinya mekanisme circuit-breaking, bahkan menyebabkan penjualan saham global secara besar-besaran.

    Lanjut baca ›