• Garuda Indonesia Mengevaluasi Sponsorship dengan Liverpool Football Club

    Maskapai Penerbangan Indonesia Garuda Indonesia akan mengevaluasi kesepakatan sponsorship dengan klub sepak bola Liga Utama Inggris Liverpool dalam dua bulan ke depan. Arief Wibowo, Direktur Jenderal Garuda Indonesia, mengatakan brand awareness di luar negeri merupakan hal yang penting dan kesepakatan sponsorship ini juga merupakan sumber kebanggaan bagi maskapai penerbangan Garuda Indonesia. Namun, mengingat biaya kesepakatan ini sekitar 9 juta dollar Amerika Serikat (AS) per tahun, Garuda perlu mengevaluasi apakah bisa melanjutkan sponsorship yang akan berakhir pada pertengahan 2016 ini.

    Lanjut baca ›

  • Survei Bank Indonesia: Konsumen Indonesia Lebih Optimis

    Kabar baik di awal tahun baru. Keyakinan konsumen di Indonesia telah meningkat pada bulan Desember 2015 menurut survei Bank Indonesia terbaru. Optimisme konsumen berarti konsumen lebih cenderung untuk membeli barang sehingga memberikan amunisi untuk percepatan pertumbuhan ekonomi (konsumsi domestik menyumbang sekitar 55% dari total pertumbuhan ekonomi Indonesia). Porsi pendapatan yang digunakan oleh responden untuk konsumsi naik 0,6% pada basis month-to month (m/m) menjadi 69% dari pendapatan mereka.

    Lanjut baca ›

  • Pasar Saham Indonesia: Saham Asia di Zona Merah, Selloff Saham Global Besar-Besaran

    Saham dan mata uang di seluruh Asia berada di bawah tekanan berat pada hari Kamis (07/01) setelah bank sentral Republik Rakyat Tiongkok (RRT) menetapkan kurs yuan 0,51% lebih rendah (di 6.564,6 per dollar Amerika Serikat). Akibatnya, saham RRT anjlok lebih dari 7% (memicu mekanisme circuit-breaking baru - untuk hari kedua di minggu ini - 30 menit setelah perdagangan dibuka hari ini). Saham Asia juga lemah dikarenakan kerugian besar di Eropa dan di Wall Street semalam. Pasar bereaksi terhadap harga minyak yang turun ke level terendah dalam lebih dari tujuh tahun terakhir menjadi 33,97 dollar Amerika Serikat (AS) per barel.

    Lanjut baca ›

  • Jalan Masih Panjang menuju Swasembada Daging Sapi untuk Indonesia

    Serikat Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) pesimistis bahwa Indonesia dapat mencapai swasembada daging sapi baik di 2016 maupun 2017 terlepas dari adanya pembaharuan dorongan Pemerintah Indonesia untuk swasembada dalam berbagai komoditi, termasuk daging sapi. Swasembada daging sapi didefinisikan oleh PPSKI sebagai kebutuhan untuk mengimpor kurang dari 10% dari total kebutuhan daging sapi nasional. Namun, dengan permintaan daging sapi di Indonesia yang diperkirakan lebih dari 3,8 juta (sapi hidup) pada tahun 2016, sementara kantor berita negara Antara mengatakan Indonesia akan mengimpor hingga 600.000 ternak hidup tahun ini, ini menunjukkan bahwa hampir 16% dari kebutuhan daging sapi dalam negeri diimpor.

    Lanjut baca ›