• Mengapa Saham dan Rupiah Indonesia Melemah Hari Ini?

    Berlawan dengan harapan, saham Indonesia dan rupiah memiliki awal yang lemah di tahun yang baru. Pada hari Senin (4/1) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 1,46% menjadi 4.525,92 poin, sementara rupiah terdepresiasi 0,82% menjadi Rp 13.943 per dollar Amerika Serikat (Bloomberg Dollar Index). Kinerja saham Indonesia ini sejalan dengan kinerja saham di seluruh dunia. Perdagangan saham Republik Rakyat Tiongkok (RRT) bahkan dihentikan dua kali karena indeksnya merosot. Apa yang terjadi hari ini?

    Lanjut baca ›

  • Indeks Harga Konsumen Indonesia: Inflasi 0,96% pada Desember; 3,35% pada tahun 2015

    Angka inflasi Indonesia pada bulan Desember 2015 lebih tinggi dari yang diharapkan pada 0,96% pada basis month-to-month (m/m). Tingkat inflasi bulanan yang tinggi dikarenakan kenaikan harga makanan dan transportasi selama perayaan Natal dan Tahun Baru. Namun demikian, tingkat inflasi tahunan Indonesia jatuh ke level terendah sejak 2010 karena hilangnya dampak kenaikan harga bahan bakar bersubsidi pada bulan November 2014 dari angka inflasi tahunan, maka realisasi inflasi jatuh jauh di bawah target pemerintah (5%) dan kisaran target bank sentral (3-5%) pada tahun 2015.

    Lanjut baca ›

  • Industri Manufaktur Indonesia Berkontraksi selama 15 Bulan Berturut-turut

    Survei terbaru dari Nikkei menunjukkan bahwa sektor manufaktur Indonesia mengalami kontraksi selama 15 bulan berturut-turut. Pada bulan terakhir tahun 2015 aktivitas pabrik di Indonesia menunjukkan pembacaan 47,8, meningkat dari pembacaan 46,9 pada bulan November, namun tetap ada di bawah level 50,0 yang memisahkan kontraksi dari ekspansi. Sejak Oktober 2014, purchasing managers’ index (PMI) manufaktur Indonesia telah berkontraksi.

    Lanjut baca ›

  • Pertumbuhan Ekspor Sepatu Indonesia Berlanjut di 2016

    Sementara pasar domestik tetap lamban, ekspor alas kaki dan produk sepatu Indonesia menunjukkan tren yang lebih positif. Asosiasi Alas Kaki Indonesia (Aprisindo) memperkirakan ekspor alas kaki nasional naik 6,8% pada basis year-on-year (y/y) menjadi 4,7 miliar dollar Amerika Serikat (AS) pada tahun 2015. Berdasarkan data terbaru dari Kementerian Perdagangan di Indonesia, ekspor alas kaki/sepatu Indonesia mencapai 3,66 miliar dollar AS pada periode bulan Januari-Oktober 2015, naik 10% dari ekspor pada periode yang sama di tahun sebelumnya. Eddy Widjanarko, Ketua Aprisindo, menambahkan bahwa ekspor telah meningkat baik dari segi nilai dan volume.

    Lanjut baca ›