• Subsidized Fuel Prices Indonesia Raised due to Oil Price & Rupiah

    Despite some protests in Indonesia’s capital city of Jakarta, the Indonesian government raised the price of subsidized low-octane gasoline (premium) from IDR 6,900 (USD $0.53) per liter to IDR 7,400 (USD $0.56) over the weekend (a 7.2 percentage point price increase). Meanwhile, the price of subsidized diesel (solar) was raised from IDR 6,400 (USD $0.49) to IDR 6,900 per liter (+7.8 percent). The price increase was considered necessary as crude oil prices had increased over the past month, while the rupiah continued to depreciate.

    Lanjut baca ›

  • Newsletter Indonesia Investments untuk 29 Maret 2015 Diterbitkan

    Pada tanggal 29 Maret 2015, Indonesia Investments menerbitkan newsletter edisi terbarunya. Newsletter gratis ini, yang dikirimkan setiap minggu kepada para pelanggan kami, memuat berita-berita paling penting dari Indonesia yang dilaporkan di website kami dalam tujuh hari terakhir. Kebanyakan topik membahas isu ekonomi seperti analisis performa rupiah, prediksi pertumbuhan perekonomian oleh institusi-institusi internasional, rencana pemerintah untuk merevisi pajak ekspor minyak sawit dan melonggarkan larangan ekspor bahan mineral mentah, dan banyak lagi.

    Lanjut baca ›

  • Setelah Minyak Akankah Indonesia Menjadi Net Importer Gas juga?

    Bulan ini, Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said mengatakan bahwa Indonesia akan membutuhkan tambahan suplai gas 3.100 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd) dalam lima tahun mendatang untuk memenuhi permintaan gas domestik untuk pembangkit listrik dan pabrik pupuk di Indonesia. Gas sebanyak kira-kira 1,100 mmscfd dibutuhkan untuk rencana Indonesia mendirikan pembangkit listrik tenaga gas berkapasitas 13.400 MW pada 2020. Tambahan gas sebesar 2.000 mmscfd dibutuhkan untuk bahan bakar pabrik pupuk.

    Lanjut baca ›

  • Rupiah versus US Dollar; Faktor-Faktor yang Berperan

    Dalam beberapa hari terakhir dollar Amerika Serikat (AS) kembali mendapatkan momentum bullish dan menguat terhadap sebagian besar mata uang termasuk rupiah. Dollar AS berada di bawah tekanan setelah Federal Reserve memberikan sinyal - kontras dengan ekspektasi pasar - bahwa Fed tidak akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat karena prospek pertumbuhan ekonomi AS dan inflasi AS belum ada di posisi yang diinginkan. Hal ini membuat aset pasar-pasar lebih menarik untuk jangka pendek. Namun, perkembangan ini tampaknya hanya berlangsung sebentar.

    Lanjut baca ›