Di bawah ada daftar dengan kolom dan profil perusahaan yang subyeknya berkaitan.

Berita Hari Ini Rupiah

  • Keyakinan Konsumen Indonesia Jatuh: Lebih Sedikit Belanja Ramadan & Idul Fitri

    Survei terakhir Bank Indonesia menunjukkan bahwa keyakinan konsumen di Indonesia jatuh pada bulan Juni karena kekuatiran mengenai menurunnya ketersediaan lapangan pekerjaan serta penurunan pendapatan dan aktivitas bisnis. Bulan Juni, Indeks Keyakinan Konsumen bank sentral jatuh 1,5 poin menjadi 111,3. Sejauh ini di tahun ini, keyakinan konsumen Indonesia hanya naik di bulan Mei. Di bulan lainnya, indeks ini jatuh. Indeks ini dibuat berdasarkan pada sampel di 4.600 rumah tangga di 18 kota besar di Indonesia (skor 100 membatasi optimisme dari pesimisme).

    Lanjut baca ›

  • Peraturan Bank Indonesia ‘Kewajiban Penggunaan Rupiah’ Mulai Berlaku

    Pada 1 Juli 2015, Peraturan Bank Indonesia No. 17/3/PBI/2015 tentang Kewajiban Penggunaan Rupiah di Negara Kesatuan Republik Indonesia mulai berlaku. Peraturan BI ini, ditandatangani pada 31 Maret 2015, melarang penggunaan mata uang asing dalam transaksi di Indonesia dalam rangka memperdalam pasar domestik rupiah, menstabilkan rupiah (yang telah melemah terhadap dollar AS), dan mendorong ekspansi perekonomian. Undang-Undang sebelumnya (UU No. 7/2011) mengizinkan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak untuk membuat kesepakatan menggunakan mata uang lainnya (bukan rupiah) untuk pembayaran.

    Lanjut baca ›

  • Eric Sugandi: Rupiah Indonesia Mungkin Akan Sentuh Rp 13.900 per Dollar AS

    Eric Sugandi, Chief Economist dari Standard Chartered Bank, memprediksi bahwa rupiah akan melemah menjadi Rp 13.900 per dollar Amerika Serikat (AS) pada akhir tahun ini dari Rp 13.339 pada hari ini (29/06) karena dampak dari momentum bullish dollar AS menjelang pengetatan moneter di AS dan ancaman keluarnya Yunani dari zona euro. Sebenarnya, ini adalah prognosa konservatif. Apabila bank sentral Indonesia tidak meningkatkan suku bunga acuannya (BI rate), sekarang pada 7,50%, tekanan terhadap rupiah mungkin akan meningkat nyata secara lebih lanjut.

    Lanjut baca ›

  • Ancaman Keluarnya Yunani dari Zona Euro: Aset Indonesia Relatif Stabil

    Meskipun Indonesia dianggap sebagai salah satu perekonomian Asia yang sangat rentah terhadap keluarnya Yunani dari zona euro (Greek exit/Grexit), saham dan rupiah Indonesia tidak melemah sebanyak aset-aset pasar negara berkembang lainnya pada hari Senin (29/06), hari perdagangan pertama setelah hancurnya pembicaraan antara Yunani, yang dibebani banyak hutang, dengan para kreditor internasionalnya. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jatuh 0,82% menjadi 4.882,59 poin sementara rupiah melemah 0,24% menjadi Rp 13.339 per dollar AS (Indeks Bloomberg).

    Lanjut baca ›

  • Saham Indonesia & Rupiah Diprediksi Merasakan Tekanan Berat Hari Ini

    Saham Indonesia diprediksi merasakan tekanan turun yang berat pada hari Senin (29/06) karena pembicaraan yang terhenti antara Yunani yang terbeban hutang dengan para kreditor internasionalnya. Transaksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih belum dibuka namun pasar-pasar Asia yang lain segera jatuh setelah pembukaan. Indeks Nikkei 225 dari Jepang turun 2,28% sementara yen menguat (para investor sedang mengejar aset-aset yang aman), sementara KOSPI dari Korea Selatan jatuh 1,5%. Nilai euro sangat menurun dalam perdagangan Asia.

    Lanjut baca ›

  • Stock Market Update: Indonesia Climbs, Global Markets Down on Greece

    Most stock indices across the world continued to fall on Friday (26/06) on heightened concern that debt-ridden Greece will fail to reach an agreement with its international creditors. The deal is necessary for Greece to obtain bailout funds in order to avoid a default on its debt to the International Monetary Fund (IMF) due on 30 June 2015. A default could mean a Greek exit (Grexit) from the Eurozone and jeopardizes stability of the whole financial system of the region. Talks between both sides will continue into the weekend.

    Lanjut baca ›

  • Indonesian Stocks & Rupiah Fall on Stalemate between Greece & Creditors

    As Greece and its international creditors have failed to reach an agreement (yet) regarding the disbursement of crucial bailout funds for the debt payment of debt-ridden Greece to the International Monetary Fund (IMF) later this month, most Asian stocks fell on Thursday (25/06) in cautious trading. Indonesia’s benchmark stock index (Jakarta Composite Index) fell 0.68 percent to 4,920.04 points, while the rupiah depreciated 0.20 percent to IDR 13,328 per US dollar according to the Bloomberg Dollar Index.

    Lanjut baca ›

  • Indeks Harga Saham Gabungan Kembali Melawan Optimisme Global

    Pada hari Selasa (23/06) indeks-indeks saham Asia meningkatkan keuntungan berkat optimisme bahwa Yunani yang sedang dibebani hutang tidak akan gagal melakukan pembayaran hutang dan tetap menjadi anggota Uni Eropa. Sekalipun para pemimpin Uni Eropa mengingatkan bahwa masih ada pekerjaan yang harus dilakukan sebelum persetujuan bisa dicapai antara Yunani dan para kreditornya, pasar yakin bahwa tercapainya kesepakatan hanya masalah waktu. Kendati begitu, sama dengan keadaan kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak mengikuti optimisme global dan justru menurun 0,44% menjadi 4.937,65 poin.

    Lanjut baca ›

  • Global Optimism about Greek Deal; Indonesian Stocks Fall

    Contrary to the performance of most other Asian stock indices, Indonesia’s benchmark Jakarta Composite Index fell 0.52 percent to 4,959.25 points on Monday (22/06). Other Asian markets were supported by renewed hopes of averting a Greek exit (Grexit) from the Eurozone after the debt-ridden country gave new proposals to its creditors in the Eurozone over the past weekend. According to the Greek government these proposals are mutually beneficial. Ahead of the ‘emergency’ meeting today, the euro and European stocks tend to rise heavily.

    Lanjut baca ›

  • Saham Indonesia Naik Kembali karena Pembelian Asing namun Rupiah Jatuh

    Saham Indonesia naik kembali pada hari Selasa (16/06). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,72% menjadi 4.872,60 poin dikarenakan oleh pembelian bersih netto oleh pihak asing. IHSG naik kembali dari posisi kemarin yang merupakan level terendah selama 13 bulan terakhir. Para investor jangka menengah dan panjang kini memiliki kesempatakan besar untuk menemukan saham pada harga murah (terutama saham yang tidak terlalu terpengaruh oleh melemahnya rupiah).

    Lanjut baca ›

Artikel Terbaru Rupiah

  • Stocks & Rupiah Indonesia Update: Weak Performance Past Week

    Most stock markets and currencies in Southeast Asia weakened on Friday (29/05), including Indonesia’s benchmark Jakarta Composite Index and the rupiah. The Jakarta Composite Index fell 0.40 percent to 5,216.38 points, while the rupiah depreciated 0.01 percent to IDR 13,224 per US dollar according to the Bloomberg Dollar Index. Over the past week, Indonesian stocks and the rupiah weakened primarily due to the Greek debt crisis, looming higher US interest rates and the lack of positive domestic factors.

    Lanjut baca ›

  • Update Pasar Indonesia: Mengapa Saham Menguat tapi Rupiah Melemah?

    Sejalan dengan indeks lain di Asia, saham Indonesia naik pada hari Selasa (26/05). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,62% menjadi 5.320,90 poin. Sentimen-sentimen positif tidak berasal dari Amerika Serikat (AS) karena pasar saham AS ditutup kemarin karena hari libur namun terutama berasal dari Republik Rakyat Tionghoa (RRT) yang badan perencanaan perekonomiannya mengumumkan akan mengimplementasikan sejumlah kebijakan baru dalam usaha mendongkrak perekonomian yang lambat. Kendati begitu, rupiah melemah 0,25% menjadi Rp 13.220 per dollar AS berdasarkan Bloomberg Dollar Index.

    Lanjut baca ›

  • Indonesian Stocks & Rupiah: Gaining on S&P Rating Outlook Upgrade

    Although most emerging market stocks fell, Indonesian stocks and the rupiah showed a solid performance on Thursday (21/05). The rupiah appreciated 0.40 percent to IDR 13,122 per US dollar according to the Bloomberg Dollar Index, while the benchmark stock index of Indonesia (Jakarta Composite Index) rose 0.39 percent to 5,313.21 points. Most emerging stocks fell due to weak data from China (despite a series of stimulus). However, Indonesian stocks were supported by news about its credit rating and dividend announcements.

    Lanjut baca ›

  • Rupiah & Saham Melemah Menjelang Pertemuan Kebijakan Bank Indonesia

    Para investor jelas sedang menunggu hasil-hasil dari Pertemuan Dewan Gubernur Bank Indonesia yang diadakan pada hari ini (19/05). Dalam pertemuan kebijakan ini, bank sentral Indonesia akan memutuskan pendekatan moneternya. Bagi banyak pelaku pasar, merupakan hal yang penting dan krusial untuk mempelajari apakah Bank Indonesia akan menyesuaikan kebijakan suku bunganya dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia (yang telah mencapai kecepatan terlambat dalam lima tahun terakhir di kuartal 1 tahun 2015).

    Lanjut baca ›

  • Bagaimana Trend Dollar Memberikan Dampak pada Rupiah Indonesia?

    Selama setahun terakhir, rupiah telah menguat terhadap berbagai jenis mata uang asing. Namun penguatan ini tidak berlaku terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Pada periode waktu yang sama, rupiah menguat terhadap mata uang asing lainnya dan sebaliknya rupiah melemah terhadap dollar AS. Untuk banyak investor yang berfokus pada pasar mata uang, mungkin tampaknya seakan dua mata uang ini hanya sedikit berhubungan. Namun, kalau kita melihat trend yang berkembang selama setahun terakhir, menjadi jelas bahwa keadaannya tidak seperti itu.

    Lanjut baca ›

  • Update Ekonomi Indonesia: Saham, Rupiah, Infrastruktur & Ekonomi

    Menjelang penerbitan angka pertumbuhan resmi proyek domestik bruto (PDB) Indonesia di kuartal 1 (dijadwalkan untuk diterbitkan di minggu pertama), saham-saham Indonesia dan rupiah melemah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) akibat lemahnya sentimen pasar yang telah membebani pasar selama seminggu terakhir. Terlebih lagi, pendapatan perusahaan blue chip di kuartal 1 yang dilaporkan lebih rendah dari dugaan membuat para pelaku pasar kuatir bahwa perlambatan perekonomian telah berlanjut di kuartal 1 tahun 2015.

    Lanjut baca ›

  • Mutual Fund Management in Indonesia: Plenty Room for Growth

    After Indonesia’s political year of 2014 ended, financial institutions expect to experience better times in 2015. Last year, economic growth of Indonesia slowed to a five-year low of 5.02 percent (y/y) due to weak exports, the high domestic interest rate environment, and political uncertainties caused by Indonesia’s legislative and presidential elections. This year, however, economic growth is expected to accelerate - albeit slightly - implying stronger purchasing power. One of the businesses that will profit is mutual fund management.

    Lanjut baca ›

  • New Regulation on Mandatory Use of Rupiah in Indonesia

    On March 31, 2015, Bank Indonesia issued regulation number 17/3/PBI/2015 concerning Mandatory Use of Rupiah in the Territory of Indonesia (BI Regulation). In the much discussed Law number 7 of 2011 concerning Currency the mandatory use of rupiah in Indonesia was already regulated, however could be exempted in case the contract parties had agreed in writing to the terms of payment in a currency other than rupiah. Under the new BI regulation the terms on the use of foreign currencies are further restricted. In this column we discuss the most important changes based on the BI Regulation.

    Lanjut baca ›

  • Update Indonesia Rupiah: Strengthening against the USD over the Past Month

    Over the past week, the Indonesian rupiah continued to appreciate against the US dollar. Based on the Bloomberg Dollar Index, the rupiah appreciated 0.07 percent to IDR 12,850 per US dollar on Friday (17/04). Only a month ago, investors and policymakers were alarmed when the rupiah touched IDR 13,245 per US dollar, a 17-year low. This column discusses the factors that caused the strengthening of the rupiah in recent weeks. However, amid looming further monetary tightening in the USA, this development should be short-term only.

    Lanjut baca ›

  • Update Rupiah: Dapatkah Kebijakan Amerika Serikat Membebani Rupiah?

    Kalau kita melihat aktivitas pasar rupiah, sangat jelas bahwa beberapa trend telah mulai terjadi. Terhadap dollar Amerika Serikat (AS), rupiah menunjukkan pelemahan selama ini. Banyak investor mulai melihat bahwa pelemahan rupiah sudah overdone dan kita mulai melihat para analis yang menyuarakan bahwa rupiah akan menguat dalam beberapa bulan ke depan. Namun ada juga argumen melawan prospek ini dan penting bagi siapa pun yang berinvestasi di aset-aset Indonesia untuk memahami beberapa faktor ini, untuk bisa mengambil posisi yang tepat.

    Lanjut baca ›

Bisnis Terkait Rupiah