Di bawah ada daftar dengan kolom dan profil perusahaan yang subyeknya berkaitan.

Berita Hari Ini Bank Indonesia

  • Bank Indonesia Diprediksi Belum Akan Memotong Tingkat Suku Bunga

    Kebanyakan analis setuju bahwa Bank Indonesia akan mempertahankan tingkat suku bunga yang sama dalam pertemuan Dewan Gubernur yang dijadwalkan untuk dilaksanakan pada hari Selasa 14 Juli 2015. Bank sentral Indonesia dipediksi akan mempertahankan suku bunga acuannya (BI rate) pada 7,50%, fasilitas simpanan Bank Indonesia (Fasbi) pada 5,50%, dan suku bunga lending facility pada 8,00% karena tingkat inflasi Indonesia telah meningkat cepat baru-baru ini sementara rupiah mengalami tekanan karena faktor-faktor eksternal.

    Lanjut baca ›

  • IMF Memotong Proyeksi Global; BI Memprediksi Pertumbuhan Datar di Kuartal II

    International Monetary Fund (IMF) memotong proyeksi pertumbuhan ekonomi global di 2015 menjadi 3,3% pada basis year-on-year (y/y), dari 3,5% (y/y) sebelumnya, karena musim dingin yang keras mempengaruhi Amerika Serikat (AS) dan sejalan dengan itu menarik turun pertumbuhan global. Di kuartal 1 tahun 2015, perekonomian AS berkontraksi 0,2% (y/y). Terlebih lagi, kekacauan di Yunani dan Republik Rakyat Tiongkok menyebabkan volatilitas yang besar dalam pasar keuangan global, lembaga yang bermarkas di Washington ini menyatakan dalam sebuah update World Economic Outlook (WEO) pada hari Kamis (09/07).

    Lanjut baca ›

  • Indonesia’s Foreign Exchange Reserve’s Continue to Decline

    Indonesia’s foreign exchange reserves fell USD $2.8 billion to USD $108.0 billion at the end of June 2015 (from USD $110.8 billion one month earlier). This fall was caused by foreign debt repayment and the use of foreign exchange to stabilize the rupiah exchange rate. Due to external pressures (particularly looming further monetary tightening in the USA this year and the possible Greek exit from the euro), the rupiah is the worst performing Asian currency tracked by Bloomberg so far in 2015, weakening about 7 percent against the US dollar.

    Lanjut baca ›

  • Keyakinan Konsumen Indonesia Jatuh: Lebih Sedikit Belanja Ramadan & Idul Fitri

    Survei terakhir Bank Indonesia menunjukkan bahwa keyakinan konsumen di Indonesia jatuh pada bulan Juni karena kekuatiran mengenai menurunnya ketersediaan lapangan pekerjaan serta penurunan pendapatan dan aktivitas bisnis. Bulan Juni, Indeks Keyakinan Konsumen bank sentral jatuh 1,5 poin menjadi 111,3. Sejauh ini di tahun ini, keyakinan konsumen Indonesia hanya naik di bulan Mei. Di bulan lainnya, indeks ini jatuh. Indeks ini dibuat berdasarkan pada sampel di 4.600 rumah tangga di 18 kota besar di Indonesia (skor 100 membatasi optimisme dari pesimisme).

    Lanjut baca ›

  • Peraturan Bank Indonesia ‘Kewajiban Penggunaan Rupiah’ Mulai Berlaku

    Pada 1 Juli 2015, Peraturan Bank Indonesia No. 17/3/PBI/2015 tentang Kewajiban Penggunaan Rupiah di Negara Kesatuan Republik Indonesia mulai berlaku. Peraturan BI ini, ditandatangani pada 31 Maret 2015, melarang penggunaan mata uang asing dalam transaksi di Indonesia dalam rangka memperdalam pasar domestik rupiah, menstabilkan rupiah (yang telah melemah terhadap dollar AS), dan mendorong ekspansi perekonomian. Undang-Undang sebelumnya (UU No. 7/2011) mengizinkan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak untuk membuat kesepakatan menggunakan mata uang lainnya (bukan rupiah) untuk pembayaran.

    Lanjut baca ›

  • Update Inflasi Indonesia Bulan Juni: Indeks Harga Konsumen Naik 0.54%

    Inflasi Indonesia berakselerasi menjadi 7,26% pada basis year-on-year (y/y) di Juni 2015 karena harga bahan pangan yang lebih tinggi yang dipicu oleh awal bulan Ramadan (bulan puasa yang suci bagi umat Islam). Perayaan musiman Ramadan dan dilanjutkan oleh Idul Fitri selalu menyebabkan tekanan inflasi di Indonesia karena konsumen meningkatkan belanja mereka. Meskipun daya beli masyarakat Indonesia telah menurun di beberapa bulan terakhir, direfleksikan dengan melambatnya penjualan mobil dan sepeda motor, barang-barang konsumen yang lebih murah seperti makanan, pakaian, sepatu dan tas saat ini sedang banyak terjual.

    Lanjut baca ›

  • Bank Indonesia Tak Ubah BI Rate pada 7,50% di Pertemuan Kebijakan Juni

    Sejalan dengan prediksi pasar, bank sentral Indonesia (Bank Indonesia) tidak mengubah suku bunga acuannya (BI rate) yang tetap pada 7,50% di hari Kamis (18/06). Bank Indonesia tetap berkomitmen pada posisi moneternya yang relatif ketat dalam usaha melawa percepatan inflasi, membatasi defisit transaksi berjalan Indonesia yang lebar, dan mendukung rupiah yang sedang melemah. Bank sentral juga menetapkan tingkat fasilitas simpanan bank Indonesia (Fasbi) dan suku bunga lending facility masing-masing pada 5,50% dan 8,00%.

    Lanjut baca ›

  • Bank Indonesia Diprediksi Tidak Akan Mengubah Tingkat Suku Bunga Pinjaman

    Bank sentral Indonesia (Bank Indonesia) diprediksi tidak akan mengubah tingkat suku bunganya pada pertemuan Dewan Gubernur yang akan dilaksanakan hari Kamis. Pada saat ini suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) berada pada 7,50%, fasilitas simpanan Bank Indonesia (Fasbi) pada 5,50%, dan suku bunga lending facility pada 8,00%. Bank sentral tampaknya berkomitmen pada tingkat suku bunga yang relatif tinggi ini karena inflasi Indonesia telah naik menjadi 7,15% pada basis year-on-year (y/y) di bulan Mei, sementara rupiah menyentuh level terendah selama 17 tahun terakhir pada 9 Juni 2015.

    Lanjut baca ›

  • Bank Indonesia Sees Currency War Unfolding over the Next 3 Years

    Indonesia's central bank (Bank Indonesia) is well aware of the continuation of the "currency war" as a side-effect of further monetary tightening in the USA. Bank Indonesia Governor Agus Martowardojo said on Monday (08/06), quoted by state news agency Antara, that he sees a currency war continuing over the next three years provided that the Federal Reserve starts to tighten its monetary approach gradually. Markets expect the Fed to raise US interest rates in September 2015.

    Lanjut baca ›

  • Bank Indonesia’s Consumer Confidence Index Signals Improved Optimism

    The latest Consumer Confidence Index, compiled by the central bank of Indonesia (Bank Indonesia) shows that Indonesian consumers have become more optimistic about their economic prospects in May 2015. The index rose to 112.8 points in May, up 5.4 points from the preceding month (a score higher than 100.0 signal consumer optimism). It was the first time this year that Bank Indonesia’s Consumer Confidence Index, which is based on a sample of 4,600 household in 18 major Indonesian cities, increased.

    Lanjut baca ›

Artikel Terbaru Bank Indonesia

  • Update Indonesian Economy: Economic Growth and Financial Stability

    Despite rising concerns about the slowing pace of the Indonesian economy, the deputy minister of Finance Bambang Brodjonegoro reminded investors that Indonesia's economic growth in the third quarter of 2013 still constitutes one of the highest growth rates around the globe. Economic expansion in Q3-2013 slid to 5.6% in Southeast Asia's largest economy. With the exception of China (7.8% GDP growth in Q3-2013), Indonesia's growth continues to outpace growth in other emerging markets, such as Brazil (3.3%) and Turkey (4%).

    Lanjut baca ›

  • Pesimisme Mewarnai Pasar Indonesia: IHSG Terjun 1.80% pada Rabu

    Seperti yang kami sampaikan sebelumnya dimana pelemahan terbatas akan sulit tercapai dengan negatifnya sentimen yang justru datang dari dalam negeri. Aksi jual masih dimungkinkan akan berlanjut dan akan berpengaruh pada masih melemahnya IHSG. Laju IHSG bukannya membaik, justru semakin anjlok. Tampaknya pelaku pasar, terutama asing, memanfaatkan rilis kenaikan BI rate tersebut untuk jor-joran melakukan aksi jual. Rilis kenaikan BI rate tersebut tampak menjadi pembenaran dilakukannya aksi jual besarbesaran tersebut.

    Lanjut baca ›

  • Kenaikan BI Rate Berdampak pada Kinerja Rupiah dan IHSG

    Kenaikan BI Rate Berdampak pada Rupiah dan IHSG

    Laju IHSG yang awalnya hanya melemah tipis dan mencoba untuk rebound, jelang sore hari berubah menjadi pelemahan setelah dipersuram oleh hasil RDG BI yang menaikkan BI rate dari level 7,25 persen menjadi 7,5 persen. Kenaikan BI rate ini tentunya dipersepsikan bahwa kondisi makroekonomi Indonesia yang belum akan membaik dan terutama timbul juga penilaian bahwa masih akan tingginya inflasi hingga akhir tahun.

    Lanjut baca ›

  • Bank Indonesia Raises Benchmark Interest Rate (BI Rate) to 7.50%

    Bank Indonesia decided to raise the BI rate by 25 bps to the level of 7.50 percent, with the Lending Facility rate and Deposit Facility rate raised to 7.50 percent and 5.75 percent respectively. This policy was taken in light of the persistently large current account deficit amid widespread global uncertainty. Therefore, the decision was taken in order to ensure that the current account deficit is reduced to a more sound level and inflation in 2014 returns to around 4.5±1 percent, thereby supporting sustainable economic growth.

    Lanjut baca ›

  • Ahead of the Bank Indonesia Meeting Jakarta Composite Index Falls 0.78%

    The Jakarta Composite index (Indonesia's benchmark stock index or IHSG) fell on Monday (11/11) amid mixed Asian markets. Not even positive finishes on Wall Street last Friday (08/11) were able to support the IHSG. Most investors seem to be waiting for results of Bank Indonesia's Board of Governor's Meeting which is scheduled for Tuesday (12/11). This meeting will provide answers about the central bank's view of the domestic economy and whether it thinks another adjustement of the BI rate is necessary.

    Lanjut baca ›

  • Analysis of Indonesia's October Inflation and September Trade Deficit

    Indonesia's October inflation rate was well-received by investors. On Friday (01/11), Statistics Indonesia (BPS) announced that the country's inflation in October 2013 grew 0.09 percent. Easing inflation was mainly due to falling prices of raw foods and clothes. Year-on-year (yoy), however, Indonesia's inflation is still high at 8.32 percent, although showing a moderating trend from 8.40 percent (yoy) in September 2013 and 8.79 percent (yoy) in August 2013. Inflation had skyrocketed after subsidized fuel prices were raised by an average 33 percent in June.

    Lanjut baca ›

  • Indonesia’s Slowing Economic Growth: the Case of Private Consumption

    Forecasts for Indonesia’s gross domestic product (GDP) growth in 2013 and beyond have been revised down by all institutions, including the Indonesian government and central bank as well as international organizations such as the World Bank and the International Monetary Fund (IMF). Initially, the country’s economic growth was expected to reach around 6.5 percent in 2013. However, most institutions have downgraded forecasts for the country’s economic growth to below the 6.0 percent mark.

    Lanjut baca ›

  • Agreement Bank Indonesia and the Indonesian Financial Services Authority

    Today (18/10), the Governor of Bank Indonesia and the Chairman of the Indonesian Financial Services Authority (OJK) signed an agreement concerning “cooperation and coordination to support task implementation at Bank Indonesia and OJK”. The agreement forms a basis for expediting and optimising coordination between both organisations in terms of their function, task and authority in light of the upcoming transfer of the banking regulation and supervision function from Bank Indonesia to OJK on 31 December 2013.

    Lanjut baca ›

  • Bilateral Currency Swap Arrangement (BCSA) Indonesia and Korea

    On 12 October 2013 Finance Minister and Central Bank Governors from Korea and Indonesia agreed to establish a bilateral KRW/IDR swap arrangement in the near future. The size of the swap arrangement is up to KRW 10.7 trillion/IDR 115 trillion (equivalent to USD $10 billion). The effective period of the facility will be three years, and could be extended by agreement by both sides. This Bilateral Currency Swap Arrangement (BCSA) aims to promote bilateral trade and further strengthen financial cooperation, an objective of mutual interest to both countries.

    Lanjut baca ›

  • Indonesia's Main Stock Index (IHSG) Rises Slightly amid Mixed Markets

    Although Indonesia's benchmark stock index (IHSG) started mixed on Wednesday (09/10), it gradually climbed as the trading day moved on. The country's benchmark interest rate (BI rate), which was kept at 7.25 percent by Bank Indonesia on Tuesday (08/10), continued to make a positive impact. However, negative market sentiments were brought on by the US shutdown as well as the downgrade of the IMF's outlook for world economic growth in 2013 and 2014. Lastly, the weakening IDR rupiah also implied negative market sentiments.

    Lanjut baca ›

Bisnis Terkait Bank Indonesia