Di bawah ada daftar dengan kolom dan profil perusahaan yang subyeknya berkaitan.

Berita Hari Ini Rupiah

  • Update Saham & Rupiah Indonesia: Mengakhiri Kuartal yang Lemah dengan Angka Lebih Tinggi

    Kebanyakan indeks saham Asia menguat pada hari Rabu, dipimpin oleh Indeks Nikkei 225 di Jepang yang naik 2,70% karena prediksi akan adanya tindakan-tindakan stimulus dari Pemerintah. Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 1,09% menjadi 4.223,91 poin karena didukung oleh indeks-indeks saham yang naik di wilayah ini. Sementara itu, rupiah menguat 0,26% menjadi Rp 14.653 per dollar Amerika Serikat (Bloomberg Dollar Index).

    Lanjut baca ›

  • Perjalanan ‘Roller Coaster’ Saham & Rupiah Indonesia. Apa yang Terjadi Hari Ini?

    Saham-saham Indonesia mengalami sebuah perjalanan ‘roller coaster’ pada hari Selasa (29/09). Setelah waktu pembukaan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jatuh lebih dari 2% mendekati level terendah selama tiga tahun terakhir. Kendati begitu, indeks ini berhasil ditutup pada 4.178,41 poin dalam perdagangan hari ini, naik 1,41%. Sementara itu, rupiah berhasil memotong kerugiannya. Berdasarkan Bloomberg Dollar Index, rupiah melewati batas Rp 14.800 per dollar Amerika Serikat (AS) beberapa kali namun pada akhir hari hanya melemah 0,11% menjadi Rp 14.691 per dollar AS.

    Lanjut baca ›

  • Pertamina Mendukung Rupiah dengan Memotong Pembelian Langsung Forex di Pasar

    Dalam rangka mendukung rupiah yang sedang lemah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pertamina akan memotong pembelian langsung foreign exchange (forex) di pasar sebanyak sekitar 50%. Pertamina bersama dengan BUMN Perusahaan Listrik Negara (PLN) berkontribusi sekitar setengah dari transaksi sehari forex karena perusahaan-perusahaan ini membutuhkan dollar Amerika Serikat (AS) untuk pembelian bahan bakar dan pembayaran hutang luar negeri.

    Lanjut baca ›

  • Selloff Besar di Pasar Saham: Rupiah dan Saham Indonesia Jatuh

    Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun lebih dari 2%, menyentuh level terendah selama tiga tahun terakhir, sementara rupiah melemah melewati batas level Rp 14.800 per dollar Amerika Serikat (Bloomberg Dollar Index) pada pukul 09:00 Waktu Indonesia Barat (WIB) pada hari Selasa (29/09) karena penjualan saham besar-besaran terus berlanjut. Para investor kuatir mengenai kondisi ekonomi di Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dan dunia serta rendahnya harga-harga komoditi, sambil mengantisipasi kenaikan Fed Fund Rate.

    Lanjut baca ›

  • Update Pasar Indonesia: Indeks Harga Saham Gabungan Jatuh, Rupiah Menguat

    Indeks-indeks saham di Asia menunjukkan hasil yang bercampur antara baik dan buruk di hari perdagangan pertama minggu ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jatuh 2,11% menjadi 4.120,50 poin (terendah dalam dua tahun terakhir), sementara rupiah (secara tidak terduga) menguat 0,13% menjadi Rp 14.674 per dollar Amerika Serikat (AS) menurut Bloomberg Dollar Index. Sementara itu, pasar-pasar Eropa turun setelah dibuka pada hari Senin (28/09). Apa yang mempengaruhi pasar hari ini?

    Lanjut baca ›

  • Indonesia Berencana Memotong Pajak Untuk Mengurangi Volatilitas Rupiah & Mendongkrak Pertumbuhan Ekonomi

    Indonesia berencana untuk memotong pajak yang dikenakan pada para eksportir lokal dalam rangka mendongkrak jumlah cadangan devisa, sambil mendukung rupiah, sebagai bagian dari paket kebijakan yang kedua. Rupiah Indonesia telah melemah 18,1% sejak awal 2015 karena ancaman kenaikan suku bunga AS, rendahnya harga-harga komoditi, dan devaluasi yuan Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Pemerintah kini berencana untuk memotong pajak penghasilan atas bunga yang didapat para eksportir karena menabung pendapatan usaha ekspor mereka di bank-bank lokal. Saat ini, pajak penghasilan terhadap bunga bank (dari rekening-rekening tabungan) mencapai 20%.

    Lanjut baca ›

  • Pelemahan Saham & Rupiah Indonesia karena Data Cina dan Amerika Serikat

    Setelah dibuka pada hari Senin (28/09), saham Indonesia jatuh dengan cepat di tengah pasar-pasar Asia yang performanya mixed. Faktor utama yang menyebabkan beberapa pasar Asia jatuh adalah menurunnya keuntungan industri di Cina (memicu kekuatiran mengenai semakin melambatnya negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia). Keuntungan industri Cina jatuh 8,8% di bulan Agustus, memburuk dari penurunan 2,9% di bulan Juli. Pada pukul 09:50 WIB, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 1,41% menjadi 4.150,27 poin.

    Lanjut baca ›

  • Bank Indonesia Set to Announce Policy Package to Support Rupiah

    The central bank of Indonesia (Bank Indonesia) is set to announce the second installment of a policy package that aims at raising onshore US dollar supplies (and liquidity). As the rupiah has been the second worst-performing Asian emerging market currency (after Malaysia’s ringgit), having depreciated 18.1 percent against the US dollar so far in 2015, Indonesian policymakers are anxious to prop up the ailing currency in order to safeguard the country’s financial stability. Bank Indonesia's benchmark rupiah rate (Jakarta Interbank Spot Dollar Rate, abbreviated JISDOR) stood at IDR 14,690 per US dollar on Friday (25/09), a 17-year low.

    Lanjut baca ›

  • Indonesia’s Rupiah & Stocks Weaken amid Mixed Asian Markets

    Stock markets in Asia were mixed on Friday (25/09) after Federal Reserve Chairwoman Janet Yellen said in a speech at the University of Massachusetts that the US central bank is still on track to raise interest rates before the year-end (provided no economic shocks take place as the move is data-dependent). After this looming hike, Yellen suggests to gradually tighten US monetary policy thereafter.

    Lanjut baca ›

  • Indonesian Stocks & Rupiah Update: Yellen Speaks, Japan Inflation Falls

    In line with other Asian emerging markets and currencies, Indonesian stocks and the rupiah are weakening on Friday (25/09) after Federal Reserve Chairwoman Janet Yellen said during her speech at the University of Massachusetts that US interest rates are likely to be raised before the year-end, provided no economic shocks occur. Yellen stated that most FOMC participants agree on a Fed Fund Rate hike later this year, followed by gradual further monetary tightening thereafter.

    Lanjut baca ›

Artikel Terbaru Rupiah

  • Indonesia Financial Market Update: Indonesia's Current Account Deficit

    Currently, one of Indonesia's main financial issues (and one which puts serious pressures on the Indonesian rupiah exchange rate) is the country's wide current account deficit. According to data from Statistics Indonesia, Indonesia's current account deficit totaled USD $8.4 billion in the third quarter of 2013. This figure is equivalent to a whopping 3.8 percent of Indonesia's gross domestic product (GDP). Generally, a current account deficit that exceeds 2.5 percent of GDP is considered unsustainable.

    Lanjut baca ›

  • Indonesian Stocks and Rupiah Exchange Rate Drop on Tuesday

    Indonesian Stocks and Rupiah Exchange Rate Drop on Tuesday

    Various factors contributed to the 2.30 percent decline of the Jakarta Composite Index (IHSG) on Tuesday (26/11). The index in fact fell below its support level. What were the main reasons for this weak performance? Firstly, the Indonesian rupiah exchange rate has been depreciating severely and causes concerns among market players. Secondly, most Asian stock indices fell as valuations climbed high and the Japanese Yen strengthened. Thirdly, European stock openings on Tuesday were weak. All these reasons together led to foreign net selling.

    Lanjut baca ›

  • Indonesia Stock Exchange Today: Slight Gain as Investors Stay Cautious

    The Jakarta Composite Index (Indonesia's benchmark stock index, abbreviated IHSG) made a positive start on Monday (25/11). Investors were confident amid today's rising indices throughout Asia, brought on by the record breaking Dow Jones Index on Wall Street at the end of last week. However, this market optimism failed to provide a significant boost to the IHSG as the Indonesian rupiah exchange rate continued its downward spiral. The IHSG was up 0.39 percent to 4,334.80 points at the end of Monday's trading day.

    Lanjut baca ›

  • Market Insecure about Future of QE3; IHSG Extends Losing Streak on Friday

    On the last day of the trading week (22/11), Indonesia's benchmark stock index (IHSG) fell 0.19 percent to 4,317.96 points thereby extending its losing streak to three days as investors remain concerned about the looming end - or at least winding down - of the Federal Reserve's monthly USD $85 billion bond buying program known as quantitative easing (QE3). Foreign investors recorded a net sell of IDR 38 billion (USD $3.3 million). The other indices in Asia were mixed. The Hang Seng and Nikkei were up but the Shanghai Composite was down.

    Lanjut baca ›

  • Adanya Pengurangan Pembelian Obligasi AS Menjatuhkan Saham Asia

    IHSG masih dalam laju pelemahannya setelah pelaku pasar turut merespon negatif hasil rapat FOMC yang mensinyalkan akan adanya pengurangan pembelian obligasi AS dalam beberapa bulan ke depan dan terimbas pelemahan laju bursa saham Asia setelah rilis pre-HSBC manufacturing PMI China menunjukkan adanya penurunan. IHSG yang sedang mencoba untuk keluar dari tren pelemahan menjadi berkurang peluangnya dengan maraknya sentimen-sentimen negatif sehingga memicu adanya aksi jual, termasuk laju nilai tukar Rupiah yang masih betah dalam tren penurunannya membuat pelaku pasar semakin kehilangan mood.

    Lanjut baca ›

  • FOMC: Tapering of Quantitative Easing Might Start Sooner than Expected

    The Federal Reserve, central banking system of the United States, expects that the current economic recovery of the USA is set to continue. In the minutes of the latest Federal Open Market Committee (FOMC) meeting, held at end-October 2013, it is mentioned that within the next few months the Federal Reserve can start winding down its monthly USD $85 billion stimulus program (known as quantitative easing). The next FOMC meeting, which will shed more light on the future of the bond-buying program, is scheduled for December 2013.

    Lanjut baca ›

  • Downgrade Ekonomi Dunia oleh OECD Berdampak pada Pasar Saham Asia

    OECD Growth Downgrade Results in Falling Asian Stock Markets

    Tampaknya laju IHSG tidak sebaik sehari sebelumnya dimana mampu menguat jelang akhir sesi perdagangan. IHSG sedari awal perdagangan terus melaju melemah setelah terimbas penurunan bursa saham Asia. Seperti yang pernah kami katakan dimana setiap adanya kenaikan akan selalu dimanfaatkan untuk aksi jual sehingga penguatan yang sempat terjadi hanya bersifat terbatas dan tidak dapat bertahan lama.

    Lanjut baca ›

  • Indonesia's New Fiscal Policy Packages for Financial Stability Expected Soon

    The government of Indonesia will release two additional fiscal policy packages at the end of November or start of December that both aim to heal Indonesia's current account deficit. The two packages constitute follow ups of the policy package that was released in August 2013. Previously, deputy minister of Finance, Bambang Brodjonegoro, announced that an additional package would be released in October. However, it turned out that the government needed some more time to prepare the two additional packages.

    Lanjut baca ›

  • Rupiah Melemah 0.57% dan IHSG Melaju 1.34% pada Hari Senin

    Positifnya laju bursa saham Asia sepanjang sesi yang terimbas dari menghijaunya bursa saham AS dan Eropa di akhir pekan kemarin dan adanya spekulasi Pemerintah China akan melakukan reformasi ekonomi untuk menopang pertumbuhan negaranya dan berita positif dari tetapnya rating BBB- peringkat utang Indonesia oleh Fitch Rating memberikan angin segar pada IHSG pada hari Senin (18/11).

    Lanjut baca ›

  • Bank Indonesia: Managing Stability and Promoting Transformation

    On Thursday 14 November 2013, Agus Martowardojo, Governor of Indonesia's central bank (Bank Indonesia), delivered his end-of-the-year speech at the Annual Bankers’ Dinner. The meeting was attended by leaders from Indonesia's House of Representatives (DPR), economic ministers, leaders of the country's banking industry and business community, non-ministerial government agencies as well as a number of international institutions, thus representing a strategic forum in terms of the national economy.

    Lanjut baca ›

Bisnis Terkait Rupiah