Di bawah ada daftar dengan kolom dan profil perusahaan yang subyeknya berkaitan.

Berita Hari Ini Rupiah

  • Update Saham & Rupiah Indonesia: Penguatan USD Melanda Pasar

    Saham-saham Indonesia dan nilai tukar rupiah kena dampak negatif dari penguatan nilai tukar dollar Amerika Serikat (AS) pada hari Senin (09/03) setelah rilisnya US payrolls yang lebih kuat dari prediksi sebelumnya dan karenanya memperkuat dugaan bahwa US Federal Reserve akan menaikkan suku bunga pinjaman acuannya pada bulan Juni. Terlebih lagi, pada minggu lalu, Gubernur bank sentral AS Janet Yellen telah memberikan sinyal kepada Konggres AS bahwa bank sentral AS mungkin akan mengurangi 'patient stance'. IHSG jatuh 1,25% ke 5.445,84 poin pada sesi perdagangan pertama di hari Senin (09/03).

    Lanjut baca ›

  • Newsletter Indonesia Investments Diterbitkan 8 Maret 2015

    Pada 8 Maret 2015, Indonesia Investments menerbitkan edisi terbaru dari newsletter-nya. Newsletter gratis ini, dikirimkan kepada para pelanggan kami satu kali setiap minggunya, berisi berita-berita paling penting dari Indonesia yang telah dilaporkan di website kami selama tujuh hari terakhir. Kebanyakan topik bekaitan dengan isu-isu ekonomi seperti analisis performa rupiah, update inflasi terakhir, kesederajatan gender di Indonesia, dampak pertumbuhan kredit yang melambat pada prospek resiko di sektor perbankan Indonesia, dan banyak lagi.

    Lanjut baca ›

  • Analisis Rupiah dan Saham Indonesia: Volatilitas Pasar yang Tinggi

    Pemerintah Indonesia meneruskan perjuangan mereka untuk meringankan kekuatiran masyarakat tentang dampak dari rupiah yang lemah pada perekonomian Indonesia. Bahkan, Pemerintah menekankan bahwa rupiah yang lemah akan berdampak positif pada neraca perdagangan dan neraca transaksi berjalan karena produk-produk ekspor Indonesia menjadi lebih kompetitif. Selama satu minggu ini, rupiah melemah 1% terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Sejak awal 2015, rupiah telah jatuh 4,4% terhadap dollar AS, karenanya menjadi salah satu mata uang di negara-negara berkembang Asia dengan performa terburuk di tahun ini.

    Lanjut baca ›

  • Update Rupiah: Pemerintah Indonesia Mengatakan ‘Tidak Perlu Kuatir’

    Ketika nilai tukar rupiah jatuh di bawah batasan yang menguatirkan yaitu Rp 13,000 per dollar Amerika Serikat (AS) pada hari Rabu (05/03), baik Menteri Keuangan Indonesia Bambang Brodjonegoro dan Gubernur Bank Indonesia (BI) mengatakan bahwa tidak perlu panik karena performa rupiah terhadap dollar AS masih sejalan dengan performa mata uang-mata uang lain terhadap dollar AS. Berdasarkan pada Bloomberg Dollar Index, nilai rupiah telah melemah 0,28% menjadi Rp 13,028 pada pukul 13:35 Waktu Indonesia Barat (WIB).

    Lanjut baca ›

  • Indonesian Stocks & Rupiah Update: Flat Performance on Tuesday

    While most Southeast Asian stock markets and emerging Asian currencies strengthened on Tuesday (03/03) on the back of a rebounding yen and - contrary to expectation - the decision of the Reserve Bank of Australia (RBA) to leave its cash rate a record low of 2.25 percent, Indonesian stocks and the rupiah performed rather flat. The benchmark Jakarta Composite Index fell 0.06 percent to 5,474.62 points, while the Indonesian rupiah rate appreciated 0.01 percent to IDR 12,969 according to the Bloomberg Dollar Index.

    Lanjut baca ›

  • Rupiah Dipengaruhi Pemotongan Suku Bunga Bank Sentral Cina

    Nilai tukar rupiah - sejalan dengan nilai tukar mata uang negara-negara berkembang lain di Asia - mengalami dampak negatif akibat pemotongan suku bunga di Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Menurut Bloomberg Dollar Index, nilai rupiah menurun 0,40% menjadi Rp 12,984 per dollar Amerika Serikat (AS) pada pukul 11:10 WIB pada hari Senin (02/03), sangat mendekati batasan yang menguatirkan yaitu Rp 13,000 per dollar AS. Pada hari Sabtu yang lalu (28/02), bank sentral RRT mengumumkan pemotongan suku bunga deposito (1 tahun) dan suku bunga pinjaman (1 tahun) sebanyak 25 point menjadi masing-masing 2,5% dan 3,5%.

    Lanjut baca ›

  • Bank Indonesia Ok dengan Rupiah Lemah Demi Memperbaiki Transaksi Berjalan

    Nilai tukar rupiah melemah 0,79% menjadi Rp 12.932 per dollar Amerika Serikat (AS) menurut Bloomberg Dollar Index pada hari Jumat (27/02), level terendah sejak akhir 2008, setelah bank sentral Indonesia (Bank Indonesia) menyatakan tidak berencana melakukan terlalu banyak intervensi untuk mendukung rupiah. Bank Indonesia (BI) menyatakan tidak memiliki level target untuk rupiah dan tidak akan melawan pasar. Statemen ini merupakan sinyal-sinyal bahwa BI nyaman dengan rupiah yang lemah demi memperbaiki neraca transaksi berjalan.

    Lanjut baca ›

  • What Impacts on the Indonesian Rupiah Today? Fed, China, Greece & Inflation

    After Federal Reserve Chairwoman Janet Yellen indicated that the US central bank will be patient in raising the interest rate environment in the world’s largest economy, Indonesian assets gained on Wednesday (25/02). Both the benchmark Jakarta Composite Index and rupiah exchange rate strengthened 0.51 percent yesterday. Apart from increased speculation that the Fed will not raise interest rates before summer, expectation that Greece will avoid a disastrous default brought more positive market sentiments.

    Lanjut baca ›

  • Rupiah Indonesia Update: Falling towards IDR 13,000 per US Dollar

    Indonesia’s rupiah depreciated to its lowest level since mid-December 2014 nearly touching the psychological level of IDR 13,000 per US dollar ahead of Federal Reserve Chairwoman Janet Yellen appearance before the US Senate Banking Committee and the US Congress (in a two-day meeting) to elaborate on the Fed’s stance on US interest rates. As US jobless claims fell more than expected, analysts believe that it will not take long before the US central bank introduces higher borrowing costs in the world’s largest economy.

    Lanjut baca ›

  • Indonesian Stocks & Rupiah: No ‘Grexit’? Emerging Market Assets Gain

    The benchmark stock index of Indonesia (Jakarta Composite Index) edged higher on Monday (23/02) to set another all-time record high supported by foreign investors’ net buying (IDR 708.2 billion), optimism that Greece will not default on its debt or exit from the Eurozone, and on gaining Southeast Asian stock markets (while markets in China were still closed due to Chinese New Year). Meanwhile, the Indonesian rupiah exchange rate depreciated 0.09 percent to IDR 12,836 per US dollar according to the Bloomberg Dollar Index.

    Lanjut baca ›

Artikel Terbaru Rupiah

  • Indonesia Financial Market Update: Indonesia's Current Account Deficit

    Currently, one of Indonesia's main financial issues (and one which puts serious pressures on the Indonesian rupiah exchange rate) is the country's wide current account deficit. According to data from Statistics Indonesia, Indonesia's current account deficit totaled USD $8.4 billion in the third quarter of 2013. This figure is equivalent to a whopping 3.8 percent of Indonesia's gross domestic product (GDP). Generally, a current account deficit that exceeds 2.5 percent of GDP is considered unsustainable.

    Lanjut baca ›

  • Indonesian Stocks and Rupiah Exchange Rate Drop on Tuesday

    Indonesian Stocks and Rupiah Exchange Rate Drop on Tuesday

    Various factors contributed to the 2.30 percent decline of the Jakarta Composite Index (IHSG) on Tuesday (26/11). The index in fact fell below its support level. What were the main reasons for this weak performance? Firstly, the Indonesian rupiah exchange rate has been depreciating severely and causes concerns among market players. Secondly, most Asian stock indices fell as valuations climbed high and the Japanese Yen strengthened. Thirdly, European stock openings on Tuesday were weak. All these reasons together led to foreign net selling.

    Lanjut baca ›

  • Indonesia Stock Exchange Today: Slight Gain as Investors Stay Cautious

    The Jakarta Composite Index (Indonesia's benchmark stock index, abbreviated IHSG) made a positive start on Monday (25/11). Investors were confident amid today's rising indices throughout Asia, brought on by the record breaking Dow Jones Index on Wall Street at the end of last week. However, this market optimism failed to provide a significant boost to the IHSG as the Indonesian rupiah exchange rate continued its downward spiral. The IHSG was up 0.39 percent to 4,334.80 points at the end of Monday's trading day.

    Lanjut baca ›

  • Market Insecure about Future of QE3; IHSG Extends Losing Streak on Friday

    On the last day of the trading week (22/11), Indonesia's benchmark stock index (IHSG) fell 0.19 percent to 4,317.96 points thereby extending its losing streak to three days as investors remain concerned about the looming end - or at least winding down - of the Federal Reserve's monthly USD $85 billion bond buying program known as quantitative easing (QE3). Foreign investors recorded a net sell of IDR 38 billion (USD $3.3 million). The other indices in Asia were mixed. The Hang Seng and Nikkei were up but the Shanghai Composite was down.

    Lanjut baca ›

  • Adanya Pengurangan Pembelian Obligasi AS Menjatuhkan Saham Asia

    IHSG masih dalam laju pelemahannya setelah pelaku pasar turut merespon negatif hasil rapat FOMC yang mensinyalkan akan adanya pengurangan pembelian obligasi AS dalam beberapa bulan ke depan dan terimbas pelemahan laju bursa saham Asia setelah rilis pre-HSBC manufacturing PMI China menunjukkan adanya penurunan. IHSG yang sedang mencoba untuk keluar dari tren pelemahan menjadi berkurang peluangnya dengan maraknya sentimen-sentimen negatif sehingga memicu adanya aksi jual, termasuk laju nilai tukar Rupiah yang masih betah dalam tren penurunannya membuat pelaku pasar semakin kehilangan mood.

    Lanjut baca ›

  • FOMC: Tapering of Quantitative Easing Might Start Sooner than Expected

    The Federal Reserve, central banking system of the United States, expects that the current economic recovery of the USA is set to continue. In the minutes of the latest Federal Open Market Committee (FOMC) meeting, held at end-October 2013, it is mentioned that within the next few months the Federal Reserve can start winding down its monthly USD $85 billion stimulus program (known as quantitative easing). The next FOMC meeting, which will shed more light on the future of the bond-buying program, is scheduled for December 2013.

    Lanjut baca ›

  • Downgrade Ekonomi Dunia oleh OECD Berdampak pada Pasar Saham Asia

    OECD Growth Downgrade Results in Falling Asian Stock Markets

    Tampaknya laju IHSG tidak sebaik sehari sebelumnya dimana mampu menguat jelang akhir sesi perdagangan. IHSG sedari awal perdagangan terus melaju melemah setelah terimbas penurunan bursa saham Asia. Seperti yang pernah kami katakan dimana setiap adanya kenaikan akan selalu dimanfaatkan untuk aksi jual sehingga penguatan yang sempat terjadi hanya bersifat terbatas dan tidak dapat bertahan lama.

    Lanjut baca ›

  • Indonesia's New Fiscal Policy Packages for Financial Stability Expected Soon

    The government of Indonesia will release two additional fiscal policy packages at the end of November or start of December that both aim to heal Indonesia's current account deficit. The two packages constitute follow ups of the policy package that was released in August 2013. Previously, deputy minister of Finance, Bambang Brodjonegoro, announced that an additional package would be released in October. However, it turned out that the government needed some more time to prepare the two additional packages.

    Lanjut baca ›

  • Rupiah Melemah 0.57% dan IHSG Melaju 1.34% pada Hari Senin

    Positifnya laju bursa saham Asia sepanjang sesi yang terimbas dari menghijaunya bursa saham AS dan Eropa di akhir pekan kemarin dan adanya spekulasi Pemerintah China akan melakukan reformasi ekonomi untuk menopang pertumbuhan negaranya dan berita positif dari tetapnya rating BBB- peringkat utang Indonesia oleh Fitch Rating memberikan angin segar pada IHSG pada hari Senin (18/11).

    Lanjut baca ›

  • Bank Indonesia: Managing Stability and Promoting Transformation

    On Thursday 14 November 2013, Agus Martowardojo, Governor of Indonesia's central bank (Bank Indonesia), delivered his end-of-the-year speech at the Annual Bankers’ Dinner. The meeting was attended by leaders from Indonesia's House of Representatives (DPR), economic ministers, leaders of the country's banking industry and business community, non-ministerial government agencies as well as a number of international institutions, thus representing a strategic forum in terms of the national economy.

    Lanjut baca ›

Bisnis Terkait Rupiah