Di bawah ada daftar dengan kolom dan profil perusahaan yang subyeknya berkaitan.

Berita Hari Ini Inflation

  • Newsletter Indonesia Investments Edisi 27 September 2015 Diterbitkan

    Pada 27 September 2015, Indonesia Investments menerbitkan edisi terbaru dari newsletternya. Newsletter gratis ini, yang dikirimkan kepada para pelanggan kami sekali seminggu, berisi berita-berita yang paling penting dari Indonesia yang telah dilaporkan di website kami dalam tujuh hari terakhir. Kebanyakan topik berkaitan dengan isu-isu ekonomi seperti paket kebijakan baru Bank Indonesia, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB), pengembangan geotermal, update saham & rupiah, inflasi September, dan banyak lagi.

    Lanjut baca ›

  • Bank Indonesia Memprediksi Inflasi Akan Menurun di Bawah 7% di September 2015

    Bank sentral Indonesia (Bank Indonesia) memperkirakan bahwa inflasi akan menurun di bawah 7% pada basis year-on-year (y/y) di bulan September 2015 akibat harga bahan-bahan pangan yang rendah dan menurunnya harga-harga yang ditetapkan (termasuk bahan bakar dan listrik) setelah periode Ramadan dan Idul Fitri. Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan bank sentral memprediksi inflasi mencapai sekitar 6,95% (y/y) di bulan September.

    Lanjut baca ›

  • Bank Indonesia Leaves Interest Rates Unchanged to Support Rupiah, Combat Inflation

    In line with expectation, the central bank of Indonesia (Bank Indonesia) decided to keep its key interest rate (BI rate) at 7.50 percent for a seven consecutive month in September’s Board of Governor’s meeting (17/09) as it aims to stabilize the rupiah amid global volatility caused by looming higher US interest rates and China’s hard landing (as well as yuan depreciation), while combating inflation which stood at 7.18 percent (y/y) in August. The overnight deposit facility rate and lending facility rate were left unchanged at 5.5 percent and 8 percent, respectively.

    Lanjut baca ›

  • Bank Indonesia Expected to Keep Key Interest Rate at 7.50% at Policy Meeting

    With all eyes on the two-day policy meeting of the Federal Reserve, we could almost forget that the central bank of Indonesia (Bank Indonesia) will also hold its monthly policy meeting today. Similar to the topic discussed in the Federal Open Market Committee (FOMC) meeting (16-17 September), Bank Indonesia may consider raising its key interest rate (BI rate) as a Fed Fund Rate hike would trigger capital outflows, while Indonesia’s inflation rate remains high and the rupiah is fragile.

    Lanjut baca ›

  • Bank Indonesia Cuts 2016 Forecast Economic Growth Indonesia, Keeps High BI Rate

    For the second time, the central bank of Indonesia (Bank Indonesia) cut its 2016 forecast for economic growth in Indonesia, Southeast Asia’s largest economy. Due to persistent low commodity prices and weak export figures, the central bank now estimates that Indonesia’s economy will grow in the range of 5.2 - 5.6 percent (y/y) next year, down from its earlier outlook of 5.3 - 5.7 percent and the initial outlook of 5.4 - 5.8 percent.

    Lanjut baca ›

  • Weak Purchasing Power: Indonesian Car Sales Remain Bleak in 2015

    Despite the hosting of the Gaikindo Indonesia International Auto Show 2015 (20-30 August 2015), Indonesian car sales continued to shrank in August due to people’s weaker purchasing power amid the country’s economic slowdown. In August a total of 90,077 cars were sold in Southeast Asia’s largest economy, down 6.9 percent from the same month last year, according to the latest data from the Indonesian Automotive Industry Association (Gaikindo).

    Lanjut baca ›

  • Demonstrasi Buruh Indonesia: Apa Tuntutan Mereka?

    Mirah Sumirat, Ketua Asosiasi Serikat Pekerja (ASPEK), menyatakan bahwa puluhan ribu buruh yang berpartisipasi dalam demonstrasi yang diorganisir di Jakarta Pusat pada hari Selasa (01/09), tidak bertujuan melakukan anarki atau kudeta tapi hanya meminta Pemerintah lebih berusaha untuk melindungi kepentingan rakyat (seperti yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945; Pasal 27, Ayat 2).

    Lanjut baca ›

  • Demonstration Indonesian Workers: Protesting against Layoffs & Demanding for Higher Wages

    Tomorrow (Tuesday 01 September 2015) around 50,000 Indonesian workers are expected to demonstrate on the streets of Central Jakarta and demand for higher wages. This mass protest is a response to the many layoffs that occurred in Indonesia’s labor-intensive industries in recent months (while more layoffs are expected in the period ahead) as well as a response to people’s weakening purchasing power (curtailed by prolonged high inflation).

    Lanjut baca ›

  • Update Proyeksi Inflasi Indonesia: Bagaimana dengan Inflasi di Bulan Agustus?

    Kebanyakan analis memprediksi bahwa inflasi Indonesia akan berakselerasi menjadi sekitar 7,43% pada basis year-on-year (y/y) di bulan Agustus terutama karena inflasi impor. Karena rupiah melanjutkan pelemahan terhadap dollar Amerika Serikat (AS) selama beberapa minggu terakhir sementara Pemerintah Pusat baru-baru ini menaikkan beacukai impor untuk macam-macam produk konsumen, tekanan inflasi diprediksi untuk meningkat.

    Lanjut baca ›

  • 2016 State Budget Draft Indonesia: Capital Injections State Companies

    Through capital injections the Indonesian government aims to enhance the role of various state-owned enterprises (SOEs) within the process of economic development. In the recently unveiled 2016 State Budget draft, which still requires approval from Indonesia’s House of Representatives, the government allocated a total of IDR 48.2 trillion (approx. USD $3.6 billion) to 24 SOEs in five priority sectors: food security, infrastructure & maritime development, energy security, strategic industry development, and national economic autonomy.

    Lanjut baca ›

Artikel Terbaru Inflation

  • Apakah Bank Indonesia Memiliki Ruang untuk Memotong Suku Bunga Acuannya?

    Karena tingkat inflasi Indonesia telah menurun menjadi 6,25% pada basis year-on-year (y/y) pada bulan Oktober 2015 dari 6,83% (y/y) di bulan sebelumnya, dan karena inflasi Indonesia akan semakin menurun secara mencolok di dua bulan terakhir tahun 2015 yang disebabkan oleh menghilangnya dampak dari kenaikan harga bahan bakar bersubsidi pada November 2014, bank sentral Indonesia (Bank Indonesia) tampaknya memiliki ruang untuk memotong suku bunga acuannya yang relatif tinggi saat ini, sehingga memungkinkan akselerasi aktivitas ekonomi.

    Lanjut baca ›

  • World Bank Releases October 2015 Indonesia Economic Quarterly

    Today (22/10), the World Bank released the October 2015 edition of its flagship Indonesia Economic Quarterly, titled "In Times of Global Volatility". In the report the World Bank states that despite current ongoing global uncertainties (caused by looming monetary tightening in the USA and China's economic slowdown), which make macroeconomic management difficult in the year ahead, pro-active government action could offset the negative impact and may help to boost growth.

    Lanjut baca ›

  • Studying Abroad More Expensive for Indonesians as Rupiah Weakens

    Indonesia's heavily depreciated rupiah makes it more difficult for Indonesians to study abroad or to send their children to universities abroad without having the financial aid in the form of a scholarship. For those that are thinking of making such a decision, they need to take into account the performance of the Indonesian rupiah as well as the inflation outlook in the country of destination. So far in 2015, the Indonesian rupiah has depreciated 18 percent against the US dollar, 9 percent against the euro, 14 percent against China's yuan, and 2.4 percent against the Australian dollar.

    Lanjut baca ›

  • Bank Indonesia Press Release: BI Rate Held at 7.50% in September

    The central bank of Indonesia announced on Thursday (17/09) that it the country’s key interest rate (BI rate) at 7.50 percent, while maintaining the deposit facility rate at 5.50 percent and the lending facility rate at 8.00 percent. According to Bank Indonesia (BI) this decision is consistent with its efforts to push inflation towards the target corridor of 4±1 percent in both 2015 and 2016. In addition, the decision is also part of Bank Indonesia’s measures to anticipate possibilities of a Fed Fund Rate (FFR) hike.

    Lanjut baca ›

  • Statistik Indonesia: Kemiskinan di Indonesia Meningkat akibat Inflasi Tinggi

    Jumlah orang miskin di Indonesia meningkat. Menurut data terakhir dari Badan Pusat Statistik (BPS), yang diterbitkan hari ini (15/09), ada 28,59 juta orang miskin di Indonesia pada bulan Maret 2015, setara dengan 11,22% dari total penduduk Indonesia. Pada September 2014 persentase penduduk miskin di Indonesia mencapai 10,96% dari penduduk Indonesia, atau 27,73 juta orang. Maka dalam jangka waktu 5 bulan, jumlah penduduk miskin Indonesia naik sebesar 860.000 orang. BPS menerbitkan data dari persentase kemiskinan negara ini dua kali setiap tahunnya yaitu pada bulan Maret dan bulan September.

    Lanjut baca ›

  • Inflasi Agustus Indonesia Menurun, Manufaktur Berkontraksi untuk Sebelas Bulan Berturut-turut

    Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan hari ini (01/09) bahwa inflasi Indonesia telah sedikit menurun menjadi 7,18% pada basis year-on-year (y/y) di Agustus 2015, dari 7,26% (y/y) di bulan sebelumnya. Pada basis month-on-month, inflasi naik 0,39% di bulan Agustus, di bawah perkiraan para analis. Sementara itu, sektor manufaktur Indonesia terus berkontraksi di bulan Agustus, meskipun kondisinya membaik dibandingkan bulan sebelumnya.

    Lanjut baca ›

  • Press Release Bank Indonesia: BI Rate Held at 7.50% in August 2015

    During Bank Indonesia’s Board of Governors it was decided on 18th August 2015 to hold the BI Rate at 7.50 percent, while maintaining the Deposit Facility rate at 5.50 percent and the Lending Facility rate at 8.00 percent. The decision is consonant with efforts to control inflation within the target corridor of 4±1 percent in 2015 and 2016. In the short term, Bank Indonesia (BI) is focused on efforts to stabilize the rupiah amid uncertainty in the global economy, by optimizing monetary operations in the rupiah and the foreign exchange market.

    Lanjut baca ›

  • Update Inflasi Indonesia: Tekanan Musiman Meningkat di Bulan Juni

    Bank sentral Indonesia (Bank Indonesia) memprediksi kenaikan inflasi di bulan Juni dan Juli karena perayaan Ramadan dan Idul Fitri, kemungkinan dampak fenomena cuaca El Nino, dan tahun ajaran baru. Bank Indonesia memprediksi akan ada inflasi 0,66% pada basis month-to-month (m/m) di bulan Juni 2015, yang terutama didorong oleh harga bahan pangan yang tidak stabil (fenomena normal menjelang Idul Fitri). Pada basis year-on-year (y/y), inflasi Indonesia diprediksi untuk meningkat menjadi 7,40%, dari 7,15% di bulan Mei.

    Lanjut baca ›

  • Stocks & Rupiah Indonesia Update: Weak Performance Past Week

    Most stock markets and currencies in Southeast Asia weakened on Friday (29/05), including Indonesia’s benchmark Jakarta Composite Index and the rupiah. The Jakarta Composite Index fell 0.40 percent to 5,216.38 points, while the rupiah depreciated 0.01 percent to IDR 13,224 per US dollar according to the Bloomberg Dollar Index. Over the past week, Indonesian stocks and the rupiah weakened primarily due to the Greek debt crisis, looming higher US interest rates and the lack of positive domestic factors.

    Lanjut baca ›

  • Rupiah & Saham Melemah Menjelang Pertemuan Kebijakan Bank Indonesia

    Para investor jelas sedang menunggu hasil-hasil dari Pertemuan Dewan Gubernur Bank Indonesia yang diadakan pada hari ini (19/05). Dalam pertemuan kebijakan ini, bank sentral Indonesia akan memutuskan pendekatan moneternya. Bagi banyak pelaku pasar, merupakan hal yang penting dan krusial untuk mempelajari apakah Bank Indonesia akan menyesuaikan kebijakan suku bunganya dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia (yang telah mencapai kecepatan terlambat dalam lima tahun terakhir di kuartal 1 tahun 2015).

    Lanjut baca ›

No business profiles with this tag