Di bawah ada daftar dengan kolom dan profil perusahaan yang subyeknya berkaitan.

Berita Hari Ini Inflation

  • Indonesian Stock Market & Rupiah Update - Morning Trade 3 June 2015

    In line with other stock indices in Southeast Asia, Indonesia’s benchmark stock index (Jakarta Composite Index) has been weakening since the start of trading on Wednesday (03/06). Yesterday’s weakening indices on Wall Street, concern about rising bond yields, worries about the possibility of a default by debt-ridden Greece, and weak macroeconomic data from Indonesia have all contributed to the negative performance of Indonesian stocks so far today. By 11:15 am local time, the Jakarta Composite Index had fallen 1.42 percent.

    Lanjut baca ›

  • Inflation Update Indonesia: May Inflation Rises Beyond Expectation

    Inflation in Indonesia accelerated higher than expected in May 2015. Based on the latest data from Statistics Indonesia (BPS), announced today, Indonesia’s consumer price index rose to 7.15 percent (y/y) in May, from 6.79 percent (y/y) in the preceding month. The primary reason for higher inflation is rebounding oil prices thus causing higher prices at fuel pumps. As fuel subsidies have been largely cut at the start of 2015, the recent rising global oil prices now cause serious inflationary pressures in Indonesia.

    Lanjut baca ›

  • Inflasi di Indonesia Perlahan Meningkat Menjelang Bulan Ramadan

    Satu bulan menjelang bulan suci Ramadan, harga bahan makanan telah mulai naik. Sudah menjadi fenomena tradisional bahwa menjelang Ramadan (dan selama bulan ini dan dilanjutkan dengan perayaan Idul Fitri) inflasi memuncak karena orang-orang Indonesia menghabiskan lebih banyak uang untuk produk makanan (untuk berbuka puasa di malam hari setelah puasa berakhir setiap harinya) dan produk konsumen lainnya seperti pakaian dan sepatu. Meskipun begitu, beberapa kekuatiran telah muncul karena Peraturan Presiden tentang kontrol harga belum diterbitkan.

    Lanjut baca ›

  • Indonesia Rice Update: Joko Widodo Forced to Allow Rice Imports?

    In order to avert a spike in inflation and social unrest, Indonesian President Joko Widodo may feel forced to allow around 1.5 million metric tons of rice imports in 2015 as domestic prices of rice have been rising on sluggish local harvests. Moreover, an intensifying El Nino is expected to cause dry weather in the months ahead hence further jeopardizing rice productivity. These already tough conditions will be exacerbated by seasonal Islamic celebrations (Ramadan and Idul Fitri) that always trigger increased consumption of food products.

    Lanjut baca ›

  • Bank Indonesia Menjaga Kebijakan Moneter Ketat, Suku Bunga Tak Berubah

    Bank Indonesia menunjukkan komitmennya pada kebijakan moneter yang relatif ketat karena tidak mengubah suku bunga dalam Pertemuan Dewan Gubernur bulan Mei. Meskipun ada tekanan-tekanan dari pemerintah dan para pelaku bisnis untuk memotong suku bunga (yang akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi), Bank Indonesia mempertahankan suku bunga BI yang menjadi acuannya pada 7,50%, overnight deposit facility pada 5,50% dan lending facility rate pada 8,00%.

    Lanjut baca ›

  • Dilemma Bank Indonesia: To Cut Interest Rates or Not?

    The central bank of Indonesia (Bank Indonesia) is currently dealing with a dilemma. On the one hand, its relatively high interest rate environment (with the benchmark BI rate at 7.50 percent) is partly responsible for the country’s slowing economic growth as credit expansion is curtailed and economic activity declines. On the other hand, Bank Indonesia’s high BI rate is needed to safeguard Indonesia’s financial stability as inflation is still above the central bank’s target, the current account deficit nearly unsustainable, and capital outflows loom.

    Lanjut baca ›

  • Indonesia Investments Menerbitkan Newsletter Edisi 10 Mei 2015

    Pada 10 Mei 2015, Indonesia Investments menerbitkan edisi terbaru dari newsletter-nya. Newsletter gratis ini, yang dikirimkan kepada para pelanggan kami sekali setiap minggunya, mencakup berita-berita paling penting dari Indonesia yang telah dilaporkan di website kami dalam tujuh hari terakhir. Kebanyakan topik berkaitan dengan isu-isu ekonomi seperti update pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal 1 tahun 2015, inflasi April, aktivitas manufaktur domestik, bea cukai minyak sawit yang baru, penjualan mobil, angka pengangguran, industri telepon selular, dan banyak lagi.

    Lanjut baca ›

  • Bagaimana dengan Ekonomi Indonesia di 2015?

    Setelah kecewa melihat pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) yang hanya 4,71% pada basis year-on-year (y/y) di kuartal 1 tahun 2015, para investor merasa kuatir dengan pertumbuhan perekonomian Indonesia pada sisa tahun ini. Pertumbuhan PDB yang lemah disebabkan oleh lemahnya performa ekspor (akibat lambatnya perekonomian global dan rendahnya harga-harga komoditi), tingkat suku bunga Indonesia yang tinggi (mengurangi daya beli masyarakat dan expansi bisnis oleh perusahaan lokal), dan lambatnya belanja pemerintah.

    Lanjut baca ›

  • Car Sales Indonesia 2015: Declining amid Slowing Economic Growth

    The Indonesian Automotive Manufacturers Association (Gaikindo) lowered its car sales target for 2015 to 1.1 million vehicles, down from its original sales target of 1.2 million vehicles, due to persistent slowing economic growth in Indonesia (curbing consumer demand). On Tuesday (05/05), Statistics Indonesia announced that the country’s economic growth slowed to 4.71 percent (y/y) in the first quarter of 2015, a five-year low. Other important factors that negatively influence car sales are inflation, the interest rate, the rupiah, and fuel prices.

    Lanjut baca ›

  • Interest Rate Environment Left Unchanged By Bank Indonesia

    The central bank of Indonesia (Bank Indonesia) decided to maintain its key interest rate (BI rate) at 7.50 percent at Tuesday’s Board of Governors’ Meeting (14 April 2015). The institution also left its deposit facility and lending facility at 5.50 percent and 8.00 percent, respectively. Bank Indonesia considers this level to be effective in order to push the country’s inflation rate back into its target range of 3-5 percent (y/y) in both 2015 and 2016. It is also convinced that this interest rate environment will improve the current account balance.

    Lanjut baca ›

Artikel Terbaru Inflation

  • Press Release Bank Indonesia: BI Rate Held at 7.50% in August 2015

    During Bank Indonesia’s Board of Governors it was decided on 18th August 2015 to hold the BI Rate at 7.50 percent, while maintaining the Deposit Facility rate at 5.50 percent and the Lending Facility rate at 8.00 percent. The decision is consonant with efforts to control inflation within the target corridor of 4±1 percent in 2015 and 2016. In the short term, Bank Indonesia (BI) is focused on efforts to stabilize the rupiah amid uncertainty in the global economy, by optimizing monetary operations in the rupiah and the foreign exchange market.

    Lanjut baca ›

  • Update Inflasi Indonesia: Tekanan Musiman Meningkat di Bulan Juni

    Bank sentral Indonesia (Bank Indonesia) memprediksi kenaikan inflasi di bulan Juni dan Juli karena perayaan Ramadan dan Idul Fitri, kemungkinan dampak fenomena cuaca El Nino, dan tahun ajaran baru. Bank Indonesia memprediksi akan ada inflasi 0,66% pada basis month-to-month (m/m) di bulan Juni 2015, yang terutama didorong oleh harga bahan pangan yang tidak stabil (fenomena normal menjelang Idul Fitri). Pada basis year-on-year (y/y), inflasi Indonesia diprediksi untuk meningkat menjadi 7,40%, dari 7,15% di bulan Mei.

    Lanjut baca ›

  • Stocks & Rupiah Indonesia Update: Weak Performance Past Week

    Most stock markets and currencies in Southeast Asia weakened on Friday (29/05), including Indonesia’s benchmark Jakarta Composite Index and the rupiah. The Jakarta Composite Index fell 0.40 percent to 5,216.38 points, while the rupiah depreciated 0.01 percent to IDR 13,224 per US dollar according to the Bloomberg Dollar Index. Over the past week, Indonesian stocks and the rupiah weakened primarily due to the Greek debt crisis, looming higher US interest rates and the lack of positive domestic factors.

    Lanjut baca ›

  • Rupiah & Saham Melemah Menjelang Pertemuan Kebijakan Bank Indonesia

    Para investor jelas sedang menunggu hasil-hasil dari Pertemuan Dewan Gubernur Bank Indonesia yang diadakan pada hari ini (19/05). Dalam pertemuan kebijakan ini, bank sentral Indonesia akan memutuskan pendekatan moneternya. Bagi banyak pelaku pasar, merupakan hal yang penting dan krusial untuk mempelajari apakah Bank Indonesia akan menyesuaikan kebijakan suku bunganya dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia (yang telah mencapai kecepatan terlambat dalam lima tahun terakhir di kuartal 1 tahun 2015).

    Lanjut baca ›

  • April Inflation Update Indonesia: Consumer Price Index up 0.36% m/m

    Statistics Indonesia (BPS) announced on Monday morning (04/05) that Indonesia’s inflation accelerated to 6.79 percent year-on-year (y/y) in April 2015. On a month-to-month basis, Indonesian inflation was recorded at 0.36 percent in April. Although this result is in line with analysts’ previous projections, April inflation realization is in sharp contrast with the ‘usual’ inflation pace in the fourth month of the year. Usually, Indonesia records slight deflation in April as prices ease amid the peak of the harvest season.

    Lanjut baca ›

  • Inflation Update Indonesia: "April Inflation Higher than Usual"

    Inflation in Indonesia is expected to accelerate to 6.80 percent year-on-year (y/y) in April 2015, from 6.38 percent y/y in the previous month, according to the central bank of Indonesia (Bank Indonesia). As global oil prices have somewhat recovered from their recent lows, they add inflationary pressures in Indonesia (higher transportation costs). On a month-on-month (m/m) basis, Indonesian inflation is expected to be around 0.35 percent in April. This figure would be in sharp contrast to ‘normal’ April inflation.

    Lanjut baca ›

  • Bank Indonesia Press Release: BI Rate Maintained at 7.50%

    Indonesia’s central bank (Bank Indonesia) decided to maintain its benchmark interest rate (BI rate) at 7.50 percent, the deposit facility rate at 5.50 percent and lending facility rate at 8.00 percent. This interest rate environment is considered to be in line with the central bank’s ongoing efforts to push the country’s inflation figure within its target of 4±1 percent for 2015 and 2016, as well as to control the country’s current account deficit towards a healthier level at 2.5-3 percent of gross domestic product (GDP) in the medium term.

    Lanjut baca ›

  • Update Berita Indonesia: Inflasi Tetap Terkendali di 2015

    Menurut data terakhir dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mencatat inflasi bulanan sebesar 0,17% pada bulan Maret 2015. Ini adalah bulan pertama tahun ini Indonesia mencatat inflasi bulanan. Pada bulan Januari dan Februari, Indonesia mengalami deflasi masing-masing 0,24% dan 0,36% pada basis month-to-month (m/m). Inflasi Maret terutama disebabkan karena penyesuaian harga yang diatur: harga yang lebih tinggi dari bensin (oktan rendah), diesel, dan tabung gas elpiji 12 kg. Penyesuaian-penyesuaian ini dibutuhkan karena kenaikan harga minyak dan pelemahan rupiah.

    Lanjut baca ›

  • Interest Rate Environment: Why Bank Indonesia Left it Unchanged?

    Indonesia’s central bank (Bank Indonesia) decided to hold the country’s key interest rate (BI rate) at 7.50 percent, the deposit facility rate at 5.50 percent, and the lending facility rate at 8.00 percent at the Board of Governor’s Meeting conducted on Tuesday 17 March 2015. Bank Indonesia said that its decision is in line with its ongoing efforts to push inflation back to the target range of 4±1 percent for both 2015 and 2016, and to guide the country’s current account deficit towards a healthier level at 2.5-3 percent of GDP in the medium term.

    Lanjut baca ›

  • Ekonomi Indonesia: Inflasi, Suku Bunga, Perdagangan & Update Rupiah

    Indeks harga konsumen Indonesia turun di bulan Februari 2015, mencatat deflasi 0,36% dalam basis month-on-month (m/m), sementara tingkat inflasi tahunan (y/y) nasional berkurang menjadi 6,29%, turun dari 6,96% (y/y) di bulan sebelumnya. Tekanan-tekanan inflasi berkurang terutama karena menurunnya harga cabai dan bahan bakar. Berkurangnya tingkat inflasi di negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini bisa menyediakan ruang bagi bank sentral (Bank Indonesia) untuk memotong suku bunga lebih lanjut di tahun ini.

    Lanjut baca ›

No business profiles with this tag