Alasan utama untuk aksi korporasi ini adalah untuk mengumpulkan dana untuk membiayai kebutuhan perusahaannya. Maskapai penerbangan berbiayai rendah ini, yang memiliki valuasi proyeksi sebesar 700 juta dollar AS, merencanakan untuk menerbitkan sekitar 20% dari sahamnya di IPO ini. Manajemen AirAsia yang berbasis di Kuala Lumpur menambahkan bahwa AirAsia juga ingin mendaftarkan unit lokanya di bursa efek di Filipina.

Sebelumnya, CEO Grup AirAsia Tony Fernandes mengatakan bahwa grup ini sangat ingin mengekspansi kehadirannya di Indonesia, salah satu wilayah dengan pertumbuhan penumpang udara tercepat di dunia. Jatuhnya pesawat Indonesia AirAsia QZ8501, yang jatuh di Laut Jawa pada 28 Desember 2014 untuk rute dari Surabaya (Jawa Timur) ke Singapura, tidak menghalangi rencana grup ini untuk berekspansi di Indonesia. Dalam peristiwa itu, yang merupakan kecelakaan dengan jumlah kematian tertinggi di wilayah Indonesia setelah jatuhnya Garuda Indonesia 152 di 1997, semua penumpang yang berjumlah 162 orang meninggal dunia. Kecelakaan Indonesia AirAsia QZ8501 juga merupakan kecelakaan pertama yang mematikan di Grup AirAsia dalam 18 tahun sejarah grup ini.

Bahas