Aktivitas Manufaktur Indonesia Berkontraksi untuk 12 Bulan Beruntun di September
Selama 12 bulan beruntun, aktivitas manufaktur Indonesia berkontraksi karena hasil produksi dan pesanan baru menurun. Nikkei/Markit purchasing managers' index (PMI) turun menjadi 47,4 di September 2015 dari 48,4 di bulan sebelumnya dan di bawah perkiraan para analis (angka 50,0 memisahkan antara kontraksi dan ekspansi). Kontraksi September adalah penurunan tercepat kedua dalam aktivitas manufaktur Indonesia sejak indeks ini dimulai di awal 2012.
Baik hasil produksi maupun pesanan baru di bulan September mengalami penurunan paling besar sejak Juni karena melemahnya kepercayaan diri klien dan menurunnya pesanan-pesanan ekspor baru dari Asia dan Eropa. Akibat dari kondisi yang lemah di sektor manufaktur negara ini, perusahaan-perusahaan manufaktur Indonesia semakin mengurangi jumlah pegawai.
Manufactur PMI Indonesia:
Sementara itu, nilai tukar rupiah yang melemah secara signifikan (yang telah melemah hampir 18% terhadap dollar AS sejauh ini di tahun 2015) menyebabkan biaya impor yang lebih tinggi. Oleh karena itu, para pelaku industri manufaktur menaikkan harga penjualan mereka selama sebulan terakhir. Hal ini berkontribusi pada laju inflasi Indonesia yang masih relatif tinggi pada 6,83% (y/y) di bulan September. Kendati begitu, inflasi diprediksi akan menurun secara signifikan menjelang tahun tahun baru karena memudarnya dampak dari kenaikan harga bahan bakar bersubsidi di tahun lalu.
Bahas
Silakan login atau berlangganan untuk mengomentari kolom ini