Apindo: Indonesia Mungkin Mengalami Pertumbuhan Ekonomi 5.5% di 2016
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) optimis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 5,5% pada basis year-on-year (y/y) di 2016, angka yang lebih tinggi dari proyeksi yang ditetapkan Pemerintah Pusat dan bank sentral. Optimisme Apindo berdasarkan pada prediksi bahwa investasi publik dan swasta akan meningkat tahun depan karena iklim investasi yang membaik di negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini, yang disebabkan oleh serangkaian paket stimulus ekonomi yang diumumkan Pemerintah di beberapa bulan terakhir dan juga stabilitas politik dan sosial.
Ketua Apindo Hariyadi Sukamdani mengatakan belanja Pemerintah yang membaik terbukti melalui Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan jumlah proyek ataupun tender yang ditawarkan. Proyek-proyek sejenis ini termasuk jalan-jalan tol, pelabuhan-pelabuhan, dan pembangkit-pembangkit listrik. Pembangunan infrastruktur penting karena ini akan mengurangi biaya logistik yang tinggi di Indonesia sehingga memberikan ruang untuk percepatan pertumbuhan ekonomi. Investasi di Indonesia diprediksi untuk bertumbuh sebesar 8,6% sampai 9,0% (y/y) tahun depan karena didukung oleh paket-paket deregulasi Pemerintah.
Kendati Sukamdani melihat adanya sejumlah risiko eksternal, seperti rendahnya harga komoditi dan melambatnya pertumbuhan ekonomi Republik Rakyat Tiongkok (RRT), dia yakin bahwa laju pertumbuhan ekonomi pada 5,5% (y/y) adalah target yang realistis untuk Indonesia. Mengenai harga komoditi yang rendah, dia mengatakan Indonesia perlu mengurangi ketergantungannya pada ekspor komoditi dalam rangka meningkatkan pertumbuhan yang berkelanjutan. Saat ini, (produk-produk) komiditi berkontribusi untuk sekitar 65% dari total ekspor negara ini. Karena itu, Pemerintah saat ini berfokus pada mendongkrak sektor manufaktur. Sukamdani juga yakin bahwa industri pariwisata memiliki potensi luar biasa untuk menjadi penghasil devisa kunci.
Ketua Apindo juga menekankan bahwa stabilitas sosial dan politik di Indonesia telah membaik secara signifikan sejak akhir 1990-an, dibuktikan oleh pemilihan-pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak di negara ini yang berlangsung damai di minggu lalu (Indonesia masih muda dalam menjalankan demokrasi dan karenanya terus menghadapi tantangan). Iklim politik dan sosial yang stabil akan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang berakselerasi.
Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) per Kuartal 2009–2015 (annual % change):
Year | Quarter I |
Quarter II | Quarter III | Quarter IV |
2015 | 4.72 | 4.67 | 4.73 | |
2014 | 5.14 | 5.03 | 4.92 | 5.01 |
2013 | 6.03 | 5.81 | 5.62 | 5.72 |
2012 | 6.29 | 6.36 | 6.17 | 6.11 |
2011 | 6.45 | 6.52 | 6.49 | 6.50 |
2010 | 5.99 | 6.29 | 5.81 | 6.81 |
2009 | 4.60 | 4.37 | 4.31 | 4.58 |
Sumber: BPS
Paket Stimulus Ekonomi Diluncurkan Pemerintah Indonesia:
Package | Unveiled | Main Points |
1st | 9 September | • Boost industrial competitiveness through deregulation • Curtail red tape • Enhance law enforcement & business certainty |
2nd | 30 September | • Interest rate tax cuts for exporters • Speed up investment licensing for investment in industrial estates • Relaxation import taxes on capital goods in industrial estates & aviation |
3rd | 7 October | • Cut energy tariffs for labor-intensive industries |
4th | 15 October | • Fixed formula to determine increases in labor wages • Soft micro loans for >30 small & medium, export-oriented, labor-intensive businesses |
5th | 22 October | • Tax incentive for asset revaluation • Scrap double taxation on real estate investment trusts • Deregulation in Islamic banking |
6th | 5 November | • Tax incentives for investment in special economic zones |
7th | 4 December |
• Waive income tax for workers in the nation's labor-intensive industries • Free lasehold certificates for street vendors operating in 34 state-owned designated areas |
Lanjut Baca:
• Analysis of Indonesia's Gross Domestic Product (GDP)
Bahas
Silakan login atau berlangganan untuk mengomentari kolom ini