Belanda & Korea Selatan Menyediakan 19 Juta Dollar AS untuk Penelitian Tembok Laut Raksasa Indonesia
Pada hari Kamis (03/09), para pejabat dari Belanda, Korea Selatan, dan Indonesia menandatangani sebuah letter of intent untuk sebuah penelitian bersama untuk fase kedua dan ketiga proyek tembok laut raksasa (National Capital Integrated Coastal Development, disingkat NCICD) di lepas pantai Ibukota Indonesia, Jakarta.
Korea Selatan dan Belanda berkomitmen menyediakan masing-masing 9,5 juta dollar Amerika Serikat (AS) dan 8,5 juta dollar AS untuk penelitian gelombang bawah laut dan struktur tanah di lepas pantai Jakarta dan juga penelitian-penelitian tindak lanjut lainnya. Penelitian-penelitian seharusnya selesai pada tahun 2017 dan akan membentuk dasar untuk keputusan Pemerintah apakah untuk melanjutkan atau tidak melanjutkan realisasi dari megaproyek ini. Korea Selatan siap untuk memulai studi ini sebelum akhir bulan ini. Fase kedua dan ketiga dari proyek ini melibatkan konstruksi sebuah penampung air besar di Teluk Jakarta. Penampung ini berfungsi sebagai cara mengontrol banjir dan sumber air untuk penduduk Jakarta yang tinggal di sekitarnya.
NCICD adalah megaproyek ambisius bernilai lebih dari 40 miliar dollar AS yang bertujuan untuk meningkatkan pencegahan banjir, pembangunan perkotaan dan - secara lebih umum - mengubah Jakarta menjadi sebuah metropolis yang lebih bergengsi. Di Oktober 2014, Pemerintah Indonesia dan Belanda memulai fase pertama proyek ini, yang mencakup penguatan dinding pemecah ombak yang sudah ada di garis pantai Jakarta.
Lanjut Baca:
• Description of the Giant Sea Wall Project; National Capital Integrated Coastal Development (NCICD)
Bahas
Silakan login atau berlangganan untuk mengomentari kolom ini