Cadangan Devisa Indonesia Jatuh karena Soal Hutang & Rupiah
Bank sentral Indonesia (Bank Indonesia) mengumumkan pada hari Jumat (08/05) bahwa cadangan devisa Indonesia turun sebesar kurang lebih 700 juta dollar Amerika Serikat (AS) menjadi 110,87 miliar dollar AS pada akhir April 2015 (dari 111,55 miliar dollar AS dari bulan sebelumnya). Penurunan ini diakibatkan oleh pembayaran hutang luar negeri pemerintah dan juga usaha bank sentral untuk menstabilkan nilai mata uang rupiah akibat volatilitas saat ini dan ketidakjelasan keadaan ekonomi (global dan domestik). Di April, rupiah menguat 0,8% terhadap dollar AS.
Meskipun begitu, rupiah tetap berada di bawah tekanan karena ancaman pengetatan moneter lebih lanjut (kenaikan suku bunga) di AS, kemungkinan keluarnya Yunani dari Uni Eropa, dan performa ekonomi Indonesia yang lemah di kuartal 1 tahun 2015 (dengan pertumbuhan produk domestik bruto yang mengecewakan di 4.71% pada basis year-on-year). Dari awal tahun 2015 sampai dengan saat ini, rupiah melemah 5,9% terhadap dollar AS dan karenanya menjadi salah satu mata uang negara berkembang Asia dengan performa terburuk.
Rupiah Indonesia versus Dollar AS (JISDOR):
| Source: Bank Indonesia
Menurut informasi terakhir dari Bank Indonesia, hutang luar negeri berjumlah 298,9 miliar dollar AS pada akhir Februari 2015. Sekitar 45% dari total hutang ini (134,8 miliar dollar AS) adalah hutang pemerintah. Kendati begitu, 97,5% dari hutang luar negeri pemerintah ini adalah hutang jangka panjang.
Bank Indonesia menyatakan bahwa cadangan devisa Indonesia pada akhir April cukup untuk membayar impor selama 6,9 bulan dan impor sekaligus membayar kembali hutang eksternal Ppemerintah selama 6,7 bulan. Bank sentral menekankan bahwa level ini jauh di atas standar internasional untuk kelayakan cadangan devisa yaitu cukup untuk membayar tiga bulan impor
Cadangan Devisa Indonesia 2008-2015:
2008 | 2009 |
2010 | 2011 | 2012 | 2013 | 2014 | 2015² | |
Cadangan Devisa Indonesia¹ |
51.6 | 66.1 | 96.2 | 110.1 | 112.8 | 99.4 | 111.9 | 110.9 |
¹ dalam milyar dollar AS
² pada akhir April 2015
Sumber: Bank Indonesia
Bahas
Silakan login atau berlangganan untuk mengomentari kolom ini