Ekspor Minyak Sawit Mentah Indonesia Bertumbuh 21% pada Januari-November 2015
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mengatakan ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) Indonesia berada pada 2,38 juta pada bulan November 2015, turun 8,6% dari ekspor CPO di bulan sebelumnya. Penurunan ini disebabkan karena permintaan yang lebih lemah dari pasar-pasar ekspor utama Indonesia dan harga kacang kedelai yang murah (minyak kedelai bisa menggantikan minyak sawit sebagai bahan dasar untuk pembuatan makanan dan biodiesel). Kendati begitu, pada basis year-on-year (y/y), ekspor CPO Indonesia naik 21% (y/y) menjadi 23,9 juta di periode Januari-November 2015.
Ekspor minyak sawit mentah Indonesia ke negara-negara Afrika Barat menurun tajam di bulan November karena Badan Pemeriksa Obat dan Makanan Ghana menyita CPO yang tercemar dalam jumlah besar di pasar-pasar utama di Ghana. Minyak sawit yang disita ini tercemar oleh bahan pewarna industri (digunakan untuk mewarnai plastik). Hal ini menyebabkan permintaan CPO yang lemah dari Afrika Barat. Menurut data dari Gapki, ekspor CPO Indonesia ke negara-negara Afrika Barat menurun 70% pada basis month-on-month (m/m) menjadi 72.370 ton pada bulan November 2015.
Permintaan minyak sawit dari Bangladesh juga menurun tajam. Pada bulan November, ekspor CPO Indonesia ke Bangladesh jatuh 55% dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 44.850 ton. Sementara itu, ekspor minyak sawit ke India jatuh 24,5% (m/m) menjadi 506.390 di bulan November karena pihak-pihak berwenang di India berusaha untuk membatasi impor minyak sawit dalam rangka mengembangkan industri minyak sawit domestik.
Ekspor CPO Indonesia ke Amerika Serikat (AS) menurun 30% (m/m) menjadi 82.190 di bulan November karena AS bisa mangandalkan cadangan kedelai yang berlimpah. Namun penurunan ini juga akibat dari citra negatif industri minyak sawit Indonesia setelah kebakaran hutan di sejumlah tempat di Kalimantan dan Sumatra dan kabut asap beracun yang diakibatkannya menyebar ke negara-negara lain di Asia Tenggara. Antara bulan Juni dan Oktober, lebih dari 100.000 kebakaran hutan yang disebabkan oleh ulah manusia menghancurkan 2,6 juta hektar lahan dengan total biaya diperkirakan mencapai Rp 221 triliun (atau 1,9% dari produk domestik bruto negara ini), menurut informasi Bank Dunia.
Kendati begitu, ekspor minyak sawit Indonesia ke RRT, Uni Eropa dan Pakistan naik di bulan November dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Ekspor Minyak Sawit Mentah Indonesia:
Pasar Ekspor | November 2015 (in tons) |
Month-on-Month Growth |
India | 506,390 | -24.5% |
Cina | 436,910 | +15% |
Uni Eropa | 418,050 | +27% |
Pakistan | 159,950 | +22% |
Amerika Serikat | 82,190 | -30% |
Bangladesh | 44,850 | -55% |
Sumber: Gapki
Statistik Produksi & Ekspor Minyak Sawit Indonesia:
2008 | 2009 | 2010 | 2011 | 2012 | 2013 | 2014 | 2015¹ | |
Produksi (million metric tons) |
19.2 | 19.4 | 21.8 | 23.5 | 26.5 | 30.0 | 31.5 | 33.1 |
Ekspor (million metric tons) |
15.1 | 17.1 | 17.1 | 17.6 | 18.2 | 22.4 | 21.7 | 25.0 |
Ekspor (in USD billion) |
15.6 | 10.0 | 16.4 | 20.2 | 21.6 | 20.6 | 21.0 | 15.6 |
¹ indicates forecast
Sources: Food and Agriculture Organization of the United Nations, Indonesian Palm Oil Producers Association (Gapki) and Indonesian Ministry of Agriculture
Bahas
Silakan login atau berlangganan untuk mengomentari kolom ini