Eric Sugandi: Rupiah Indonesia Mungkin Akan Sentuh Rp 13.900 per Dollar AS
Eric Sugandi, Chief Economist dari Standard Chartered Bank, memprediksi bahwa rupiah akan melemah menjadi Rp 13.900 per dollar Amerika Serikat (AS) pada akhir tahun ini dari Rp 13.339 pada hari ini (29/06) karena dampak dari momentum bullish dollar AS menjelang pengetatan moneter di AS dan ancaman keluarnya Yunani dari zona euro. Sebenarnya, ini adalah prognosa konservatif. Apabila bank sentral Indonesia tidak meningkatkan suku bunga acuannya (BI rate), sekarang pada 7,50%, tekanan terhadap rupiah mungkin akan meningkat nyata secara lebih lanjut.
Meskipun begitu, Sugandi mengatakan bahwa kemungkinan besar bank sentral Indonesia (Bank Indonesia) akan menaikkan BI rate sebanyak 25 basis poin menjadi 7,75% pada tahun ini setelah Federal Reserve AS memperkenalkan biaya peminjaman yang lebih tinggi. Pemotongan kembali suku bunga pada tahun ini kemungkinan besar tidak akan terjadi karena rupiah telah berada di bawah tekanan menurun yang besar. Terakhir kali Bank Indonesia memotong BI rate adalah pada Februari 2015 (25 basis poin). Sugandi mengekspresikan pandangan ini dalam sebuah diskusi panel bertema "Tantangan & Peluang Dalam Mengembangkan Sektor Perusahaan Menengah di Indonesia" di Jakarta pada hari Senin (29/06).
Terlebih lagi, inflasi Indonesia telah naik semakin cepat di beberapa bulan terakhir dan mungkin menyentuh 7,40% pada basis year-on-year (y/y) di Juni 2015 karena dampak dari bulan Ramadan, dan semakin membatasi ruang bank sentral untuk memotong tingkat suku bunganya.
Nilai tukar rupiah yang menjadi acuan Bank Indonesia (Jakarta Interbank Spot Dollar Rate, disingkat JISDOR) melemah 0,13% menjadi Rp 13.356 per dollar AS pada hari Senin.
Rupiah Indonesian versus Dollar AS (JISDOR):
| Source: Bank IndonesiaBahas
Silakan login atau berlangganan untuk mengomentari kolom ini