Indonesia Akan Menjadi Co-Founder Bank Infrastruktur Investasi Syariah
Indonesia siap menjadi co-founder bank infrastruktur syariah lintas batas bersama dengan Turki dan Islamic Development Bank (IDB) yang berbasis di Saudi, salah satu organisasi pemberi pinjaman multilateral. Menteri Keuangan Indonesia Bambang Brodjonegoro mengatakan bahwa Indonesia akan berkontribusi lebih dari 300 juta dollar AS sebagai modal awal untuk pendirian bank baru, bernama Islamic Investment Infrastructure Bank (IIIB), yang bertujuan untuk mendongkrak pembangunan infrastruktur di berbagai negara.
Islamic Investment Infrastructure Bank, yang ditetapkan untuk didirikan di semester 2 tahun 2015, akan berperan sebagai bank infrastruktur global yang taat syariah (taat syariah berarti memenuhi semua persyaratan hukum syariah dan juga prinsip-prinsip yang ditentukan untuk keuangan Islam).
Salah satu prioritas utama dari Presiden Indonesia Joko Widodo adalah untuk mendongkrak pembangunan infrastruktur karena kurangnya kualitas dan kuantitas infrastruktur di Indonesia menyebabkan biaya-biaya logistik yang tinggi (dan karenanya mengurangi daya kompetisi perusahaan-perusahaan Indonesia) dan membuat para investor berpikir dua kali sebelum berinvestasi di Indonesia karena - selain investasi pokok - mereka sering perlu berinvestasi di pembangunan infrastruktur tambahan yang mahal. Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), negara ini membutuhkan dana senilai Rp 5.500 triliun untuk pembangunan infrastruktur di periode 2015-2019. Meskipun begitu, di Anggaran Perencanaan Belanja Negara versi pertama yang disusun oleh Pemerintahan Widodo (disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat pada Februari 2015), ‘hanya’ Rp 195 triliun yang dialokasikan untuk belanja infrastruktur dan karenanya Pemerintah membutuhkan partisipasi sektor swasta dan pinjaman asing untuk mencapai target pembangunan infrastruktur.
Muliaman D, Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK), baru-baru ini menyatakan bahwa Indonesia dan Turki bersaing untuk menjadi tuan rumah markas Islamic Investment Infrastructure Bank.
Indonesia juga termasuk di antara 57 calon anggota pendiri dari Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) yang dipimpin oleh Republiki Rakyat Tionghoa (RRT) pada akhir 2014. Institusi keuangan internasional ini, yang bertujuan untuk mendukung pembangunan infrastruktur di wilayah Asia, dianggap sebagai bagian dari strategi RRT untuk mengurangi pengaruh International Monetary Fund (IMF), Bank Pembangunan Asia (ADB) dan Bank Dunia.
Minggu lalu, Jim Yong Kim (Presiden Bank Dunia) mengunjungi Presiden Widodo di Jakarta dan menawarkan tambahan dana senilai 12 miliar dollar AS kepada Pemerintah Indonesia sampai tahun 2019. Bank Dunia saat ini adalah mitra pembangunan terbesar Indonesia karena pinjaman dari Bank Dunia berkontribusi untuk 60% dari total hutang Indonesia dari institusi-institusi multilateral.
Bahas
Silakan login atau berlangganan untuk mengomentari kolom ini