Indonesia Membatalkan Proyek Kereta Berkecepatan Tinggi Jakarta-Bandung
Indonesia telah membatalkan pengembangan jalur kereta berkecepatan tinggi antara Ibukota Jakarta dan Bandung (Jawa Barat) karena Presiden Joko Widodo memutuskan bahwa Indonesia tidak membutuhkan sebuah kereta yang bisa mencapai kecepatan lebih dari 300 kilometer (km) per jam untuk rute yang relatif singkat (150 km) di antara kedua kota. Selain jarak yang pendek, juga akan ada sekitar 14 stasiun yang didirikan di antara dua stasiun terminal, mengimplikasikan bahwa kereta ini perlu direm berkali-kali sebelum bisa mencapai kecepatan maksimumnya.
Pada hari Kamis (03/09) sebuah tim konsultan yang ditunjuk Pemerintah untuk mempelajari proyek kereta api berkecepatan tinggi pertama di Indonesia, memberikan hasil penelitian mereka kepada Presiden Widodo.
Para investor dari Jepang dan RRT berada dalam pertarungan sengit untuk memenangkan kontrak untuk kereta berkecepatan tinggi. Meskipun begitu, dalam proposal-proposal mereka kedua pihak menyarankan menggunakan sebagian dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk menutup biaya proyek ini. Hal ini menimbulkan kritik kepada Widodo karena Pemerintah Indonesia tampaknya terlalu berfokus pada pembangunan infrastruktur di Jawa, sementara ada beberapa wilayah yang masih lebih memerlukan pembangunan rel kereta (contohnya Sulawesi, Papua atau Kalimantan). Rute Jakarta-Bandung saat ini sudah memiliki jalur kereta namun membutuhkan waktu tiga jam untuk perjalanan rute 150 km ini.
Baca Kolom Column: Proyek Kereta Berkecepatan Tinggi Pertama di Indonesia: Pertarungan antara Cina dan Jepang
Indonesia kini justru meminta para investor baru untuk mengirimkan proposal baru untuk konstruksi jalur kereta berkecepatan medium antara Jakarta dan Bandung. Jalur kereta berkecepatan menengah antara kedua kota akan lebih memungkinkan secara komersial karena biaya perjalanan bisa dipotong sampai 30%.
Bahas
Silakan login atau berlangganan untuk mengomentari kolom ini