Indonesia Mengimpor Lebih Banyak Beras dari Vietnam Bulan Ini
Seperti yang disetujui pada bulan lalu, pada November ini Indonesia akan mulai mengimpor sekitar 1,5 juta ton beras dari Vietnam. Sebelumnya di tahun ini, Indonesia telah mengimpor 60.000 ton beras untuk menstabilkan harga beras karena ada kenaikan harga beras yang menguatirkan, yang Pemerintah tuduhkan terjadi karena mark-up harga oleh para pedagang pasar. Beras adalah makanan pokok untuk penduduk Indonesia, mengimplikasikan bahwa segmen masyarakat miskin menghabiskan porsi yang relatif besar dari pendapatan yang dapat dibelanjakan mereka untuk membeli beras. Ini berarti bahwa inflasi beras dapat menyebabkan kenaikan angka kemiskinan.
Karena dampak dari El Nino, fenomena cuaca periodik yang melibatkan suhu air laut hangat di pantai Barat Amerika Selatan dapat menyebabkan perubahan-perubahan iklim di seluruh Samudera Pasifik, produksi beras di Indonesia mungkin menurun. Fenomena cuaca El Nino, yang terjadi rata-rata sekali dalam lima tahun, dapat menyebabkan musim kemarau yang berat di negara-negara utama penghasil produk pertanian di Asia Tenggara sehingga berdampak pada pasar komoditi-komoditi global. Di Indonesia, musim kemarau biasanya terjadi dari bulan Mei sampai Agustus. Kendati begitu, karena El Nino, baru pada Oktober-November turun hujan di wilayah-wilayah negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini.
Amran Sulaiman, Menteri Pertanian, mengatakan bahwa impor beras dari Vietnam ini dilakukan hanya untuk mengamankan cadangan beras negara ini dan mungkin tidak perlu untuk menjualnya ke pasaran. Saat ini, Bulog (Badan Urusan Logistik), lembaga yang memegang monopoli impor beras dan memonitor proses distribusi dan mengamankan stabilitas harga di negara ini, masih memiliki cadangan beras kira-kira 1,4 juta ton. Lembaga ini juga mengatakan bahwa para petani beras lokal telah mulai menanam padi bulan ini, berarti musim panen bisa dimulai di bulan Februari.
Bahas
Silakan login atau berlangganan untuk mengomentari kolom ini