Industri Manufaktur Indonesia Berkontraksi selama 15 Bulan Berturut-turut
Survei terbaru dari Nikkei menunjukkan bahwa sektor manufaktur Indonesia mengalami kontraksi selama 15 bulan berturut-turut. Pada bulan terakhir tahun 2015 aktivitas pabrik di Indonesia menunjukkan pembacaan 47,8, meningkat dari pembacaan 46,9 pada bulan November, namun tetap ada di bawah level 50,0 yang memisahkan kontraksi dari ekspansi. Sejak Oktober 2014, purchasing managers’ index (PMI) manufaktur Indonesia telah berkontraksi.
Pada bulan Desember 2015, produksi manufaktur Indonesia menurun karena permintaan global tetap lemah, sedangkan rupiah yang rapuh menyebabkan biaya produksi yang lebih tinggi karena impor bahan baku yang mahal. Ada kontraksi moderat dalam volume buku pesanan. Sementara itu, jumlah pekerjaan menurun pada tingkat yang lebih cepat.
Ekonom Markit Pollyanna De Lima mengatakan bahwa delapan paket stimulus ekonomi yang baru-baru ini diluncurkan oleh pemerintah Indonesia seharusnya mampu mendorong industri manufaktur Indonesia karena paket ekonomi ini meliputi berbagai insentif bagi industri lokal, asalkan paket ini berhasil dilaksanakan.
Indonesia - Purchasing Managers' Index (PMI):
Sebelumnya diumumkan bahwa Caixin/Markit PMI RRT berkontraksi selama 10 bulan berturut-turut pada Desember 2015 di 48,2, di bawah ekspektasi pasar, dan memberikan tekanan bagi aset-aset Asia.
Bahas
Silakan login atau berlangganan untuk mengomentari kolom ini