Infrastruktur Update Indonesia: Terminal Batubara Bukit Asam Dibuka
Menteri Transportasi Indonesia Ignatius Jonan meresmikan terminal batubara baru, dimiliki oleh perusahaan milik negara penambang batubara Tambang Batubara Bukit Asam, di Tarahan (Sumatra Selatan) pada hari Rabu (10/06). Terminal batubara Tarahan ini, yang membutuhkan investasi 152 juta dollar AS, kini telah menjadi terminal komersil terbesar di Indonesia dan memiliki kemampuan untuk mengakomodasi kapal dengan kapasitas maksimum 210.000 dead-weight tonnage (DWT). Kapasitas maksimum dari terminal ini dijadwalkan untuk diperbesar menjadi 240.000 DWT.
Terminal batubara Tarahan adalah dermaga ketiga di Pelabuhan Tarahan. Sebelumnya, pelabuhan telah memiliki sebuah dermaga dengan kapasitas maksimum 80.000 DWT dan sebuah dok kapal tongkang dengan kapasitas 10.000 DWT. Oleh karena itu, Bukit Asam kini mengoperasikan tiga dermaga di Pelabuhan Tarahan. Menteri Jonan mengatakan pada saat peresmian bahwa pelabuhan baru ini membuat Bukit Asam mampu untuk bersaing dengan produsen-produsen batubara Australia sementara juga mendukung program kedaulatan maritim pemerintah Indonesia. Terminal batubara baru juga mendukung pembangunan dari industri perkapalan nasional dan melayani kebutuhan batubara domestik Indonesia. Karena permintaan dan suplai energi bertumbuh, konsumsi domestik batubara diprediksi untuk bertumbuh dari 71 juta ton di 2015 menjadi 167 juta ton di 2024.
Presiden Indonesia Joko Widodo mendorong ambisi untuk mendirikan sebuah jalan tol laut domestik dalam rangka mengubah Indonesia menjadi kekuatan maritim global. Dalam konteks ini, Indonesia perlu memiliki sedikitnya 12 pelabuhan laut dengan standar internasional. Sebelum realisasi dari terminal batubara Tarahan di Bukit Asam ini, negara ini hanya memiliki tiga pelabuhan utama yang memiliki standar internasional yaitu Tanjung Priok (Jakarta, Jawa), Tanjung Perak (Surabaya, Jawa) dan Pelabuhan Makassar (Sulawesi).
Bahas
Silakan login atau berlangganan untuk mengomentari kolom ini