• Perusahaan Farmasi Merck Indonesia Merencanakan Stock Split di 2015

    Perusahaan farmasi Indonesia Merck, yang dikontrol oleh perusahaan jasa kesehatan konsumen dari Jerman Merck Holding GmbH, merencanakan untuk melaksanakan stock split pada tahun 2015 dalam usaha meningkatkan likuiditas dan perdagangan saham perusahaannya. Merck pada saat ini mendiskusikan rencana tersebut dengan Bursa Efek Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Bambang Nurcahyo, Direktur Keuangan Merck, mengatakan bahwa rasio ideal untuk rencana stock split ini adalah 1:20. Sebuah rapat umum pemegang saham akan diadakan pada pertengahan 2015.

    Lanjut baca ›

  • Indonesia Investments' Newsletter of 5 April 2015 Released

    On 5 April 2015, Indonesia Investments released the latest edition of its newsletter. This free newsletter, which is sent to our subscribers once per week, contains the most important news stories from Indonesia that have been reported on our website in the last seven days. Most of the topics involve economic matters such as an analysis of March inflation, the new letter of credit (L/C) policy for key commodity exports, the appointment of Pertamina as operator of the Mahakam block, and more.

    Lanjut baca ›

  • Tenders in Indonesia: Infrastructure & Construction Tenders Delayed

    The deadline for tenders for various infrastructure projects in Indonesia has been extended by the Public Works and Public Housing Ministry because it needs more time to determine the number of projects to be offered and to calculate new budget allocations for these projects. Ministry official Hediyanto W. Husaini said that his ministry is optimistic that by early May 2015 all construction projects can be tendered. Currently, only 9,578 construction projects (about 70 percent of total planned projects) can be tendered.

    Lanjut baca ›

  • Pemerintah Indonesia Fleksibel Mengenai Kewajiban Letter of Credit

    Karena ketidakjelasan menenai kewajiban letters of credit (L/C) yang baru ditetapkan, Pemerintah Indonesia telah memutuskan untuk bersikap fleksibel. Dimulai dari hari Rabu (01/04) para eksportir Indonesia dari empat komoditi kunci - batubaraminyak (inti) kelapa sawit, minyak & gas, dan bahan-bahan mineral - diharuskan menggunakan L/C untuk semua perjanjian ekspor. Kebijakan baru ini dibuat untuk meningkatkan pemasukan ekspor Indonesia dan meningkatkan pengawasan penjualan sumberdaya alam Indonesia. Kendati begitu, pengecualian sementara kini dimungkinkan terjadi.

    Lanjut baca ›