• Pemerintah Indonesia Fleksibel Mengenai Kewajiban Letter of Credit

    Karena ketidakjelasan menenai kewajiban letters of credit (L/C) yang baru ditetapkan, Pemerintah Indonesia telah memutuskan untuk bersikap fleksibel. Dimulai dari hari Rabu (01/04) para eksportir Indonesia dari empat komoditi kunci - batubaraminyak (inti) kelapa sawit, minyak & gas, dan bahan-bahan mineral - diharuskan menggunakan L/C untuk semua perjanjian ekspor. Kebijakan baru ini dibuat untuk meningkatkan pemasukan ekspor Indonesia dan meningkatkan pengawasan penjualan sumberdaya alam Indonesia. Kendati begitu, pengecualian sementara kini dimungkinkan terjadi.

    Lanjut baca ›

  • Coal Industry Indonesia: Confusion about Letter of Credit & Royalties

    The coal mining industry continued its downward trend in 2014 amid weak global coal demand and an oversupply on the market. The benchmark Newcastle port thermal coal price fell 29 percent (y/y) over 2014 and declined a further 8 percent in the first quarter of 2015. As a result, Indonesian coal miners reported mostly weak 2014 corporate earnings. However, Indonesian miners are concerned that two new regulations will cause more problems. The Indonesian government plans to raise coal royalties and introduce mandatory letters of credit.

    Lanjut baca ›

  • Update Indonesia: Inflasi Naik, Kegiatan Manufaktur Turun

    Setelah mengalami dua bulan deflasi berturut-turut, Indonesia kembali mengalami kenaikan Indeks Harga Konsumen pada bulan Maret 2015. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mencatat kenaikan inflasi 0,17% pada basis month-to-month (m/m) pada bulan Maret. Hasil ini sejalan dengan proyeksi para analis. Pada basis year-on-year (y/y), inflasi Indonesia naik 6,38% dari bulan yang sama di tahun kemarin, sedikit lebih tinggi dari 6,29% (y/y) yang tercatat di bulan Februari. Inflasi inti negara meningkat menjadi 5,04% (y/y) di bulan Maret.

    Lanjut baca ›

  • Indonesia Market Update: Why Stocks Go Up but the Rupiah Goes Down?

    Indonesian stocks continued to climb strongly after the market opened on Tuesday (31/03). The country’s benchmark Jakarta Composite Index (IHSG) surged nearly one percent. Several external and internal factors are at play here. Firstly, the US Federal Reserve indicated over the past week that it may not raise its key interest rate too soon, leading to investors’ appetite for emerging market assets. Secondly, Chinese policymakers provided room for increased infrastructure spending and monetary stimulus.

    Lanjut baca ›