Kebakaran Hutan & Kabut Asap ‘Tahunan’ Indonesia Menganggu Penerbangan Komersil
Indonesia dan Malaysia kembali dilanda oleh kabut asap tahunan yang disebabkan oleh kebakaran hutan di Palangkaraya (Kalimantan Tengah). Kabut asap yang tebal ini telah menyebabkan pembatalan sejumlah penerbangan komersil di bandara-bandara lokal di Jambi (Sumatra) dan Surabaya (Jawa). Sejauh ini, dilaporkan bahwa sejumlah tempat di Malaysia memiliki kualitas udara yang tidak sehat.
Setiap tahunnya kebakaran hutan merusak lingkungan hutan di pulau-pulau yang kaya sumberdaya alam dan hutan yaitu Sumatra dan Kalimantan karena para petani membersihkan perkebunan dan wilayah hutan dengan sistem tebang bakar. Praktek tebang bakar biasa dilakukan di negara kepulauan ini dan menyebabkan masalah yang terus-menerus terjadi, terutama di musim kemarau. Di tahun ini, fenomena cuaca El Nino dapat menyebabkan musim kering berkepanjangan di Indonesia, mengimplikasikan risiko yang lebih tinggi untuk kebakaran hutan di negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini.
Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), mengatakan operasi bom air telah dibatalkan pada hari Senin karena jarak pandang yang terbatas. Di daratan, operasi pemadaman kebakaran dilaksanakan di Jambi. Kendati begitu, tim ini mengalami kesulitan untuk menemukan sumber air untuk memadamkan api, sementara peralatan yang ada juga terbatas. Dinas Kesehatan Jambi telah mendistribusikan 22.400 masker wajah kepada para penduduk lokal yang tinggal di wilayah-wilayah yang terkena dampak kebakaran demi perlindungan kesehatan.
Sementara itu, setidaknya tujuh wilayah di Semenanjung Malaysia menderita polusi udara. Indeks polutan udara (air pollutant index/API) menunjukkan bahwa kualitas udara di wilayah-wilayah ini tidak lagi baik untuk kesehatan. Wilayah-wilayah ini adalah Nilai, Bukit Rambai, Port Dickson, Seremban, Batu Muda, Malacca, dan Banting.
Bahas
Silakan login atau berlangganan untuk mengomentari kolom ini