Kinerja Astra International: Laba Tahun 2014 Sedikit Surut
Perusahaan publik terbesar dan salah satu konglomerat terdiversifikasi terbesar di Indonesia, Astra International (yang sering dianggap sebagai barometer perekonomian Indonesia karena peran perusahaan ini di berbagai sektor mulai dari distribusi mobil ke perkebunan, layanan keuangan dan peralatan berat) mencapai hasil campuran positif dan negatif pada tahun fiskal 2014. Berdasarkan pada laporan pendapatan perusahaan Astra yang terakhir, pada tahun fiskal 2014, laba bersih jatuh 1,2% dalam basis year-on-year (y/y) menjadi Rp 19,2 triliun.
Sedikit penurunan yang terjadi pada laba bersih keseluruhan Astra International disebabkan karena pendapatan yang lebih rendah di divisi otomotif dan infrastruktur & logistik. Di sisi lain, perusahaan ini mencatat penambahan pendapatan di divisi agrobisnis, operasi kontrak pertambangan dan bisnis keuangan. Sementara itu, Astra International membukukan 4% (y/y) pertumbuhan pendapatan menjadi Rp 201,7 trilliun.
Prijono Sugiarto, Presiden Direktur Astra International, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa cost of revenue perusahaan naik 2,72% (y/y) menjadi Rp 162,89 trilliun yang disebabkan (sebagian) karena biaya-biaya umum dan administratif yang lebih tinggi dan impairment losses dari aset-aset pertambangan milik perusahaan ini. Pernyataan ini lebih lanjut menyebutkan bahwa Astra International megontrol aset-aset senilai Rp 236,03 triliun pada akhir 2014, sementara liabilitasnya mencapai Rp 115,71 triliun dan ekuitas senilai Rp 120,32 triliun.
Laba Bersih Astra International per Segmen Bisnis:
Segmen Bisnis |
2013 |
2014 | Change (Y/Y) |
Otomotif | 9,829 | 8,480 | -13.7% |
Jasa Keuangan | 4,273 | 4,748 | +11.1% |
Alat Berat, Pertambangan & Energi | 2,971 | 3,268 | +10% |
Agribisnis | 1,435 | 1,995 | +39% |
Infrastruktur, Logistik & Other | 748 | 490 | -34.5% |
Teknologi Informasi | 161 | 200 | +24.2% |
Total | 19,417 | 19,181 | -1.2% |
dalam miliar rupiah
Sumber: Astra International, Laporan Keuangan 2014
Profil Keuangan Astra International:
2008 | 2009 | 2010 | 2011 | 2012 | 2013 | 2014 | |
Penjualan Bersih |
97,064 | 98,526 | 129,038 | 162,564 | 188,053 | 193,880 | 201,700 |
Laba Bersih | 9,191 | 10,040 | 14,366 | 17,785 | 19,421 | 19,417 | 19,180 |
Aset Total |
80,740 | 88,938 | 113,362 | 154,319 | 182,274 | 213,994 | 236,030 |
Liabilitas Total |
40,163 | 40,006 | 54,559 | 78,481 | 92,460 | 107,806 | 115,710 |
dalam miliar rupiah
Sumber: Astra International, Laporan Keuangan 2014
Sugiarto menambahkan bahwa perusahaan ini tetap berhati-hati mengenai prospek di masa mendatang karena ketidakjelasan kondisi makroekonomi eksternal di Indonesia, meningkatnya kompetisi di pasar mobil dan kemungkinan berlanjutnya harga batubara yang murah. Namun, karena grup ini memiliki sumber pendanaan yang baik, menghasilkan produk dan pelayanannya berkualitas Astra memiliki prospek solid untuk jangka panjang. Prospek perusahaan ini jangka panjang cerah terutama karena perekonomian Indonesia diduga akan bertumbuh semakin cepat.
Astra International, dikontrol oleh Grup Jardine Matheson yang berbasis di Hong Kong, dikenal karena perannya yang mendominasi di sektor otomotif Indonesia. Melalui entitas yang dikontrol bersama dengan Toyota Motor Corporation dari Jepang, perusahaan ini memilki hak eksklusif untuk mendistribusikan kendaraan-kendaraan Toyota - merek mobil yang paling populer di negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara - di pasar Indonesia. Pada tahun 2014, Astra International memegang 51% pangsa pasar dalam konteks penjualan mobil di Indonesia. Namun, dalam satu dekade terakhir, pangsa pasarnya telah menurun karena persaingan yang meningkat di industri mobil Indonesia. Hal ini memicu perang diskon dan karenanya membatasi keuntungan.
Beberapa anak perusahaan kunci dari Astra International adalah:
• Astra Otoparts (komponen otomotif)
• Astra Agro Lestari (minyak sawit)
• Serasi Autoraya (jasa penyewaan mobil)
• Astra Graphia (informasi dokumen & teknologi komunikasi)
• United Tractors (peralatan berat)
Perusahaan ini menyampaikan laporan pendapatannya ke Bursa Efek Indonesia (BEI) beberapa menit setelah perdagangan berakhir pada hari Kamis (26/02). Namun, spekulasi bahwa pendapatannya melemah dibanding tahun lalu membuat sahamnya menurun sebanyak 1,2% ke Rp 8.050 per saham pada hari Kamis. Pada hari ini (27/02), setelah para investor bisa mempelajari laporan tersebut, penurunan berlanjut. Saham Astra International menurun 2,17% ke Rp 7.875 pada pukul 10:30 Waktu Indonesia Barat (WIB) pada hari Jumat (27/02).
Stock Quote Astra International - ASII:
Grafik saham Astra International jatuh secara tajam pada awal Juni 2012 ketika perusahaan ini melakukan stock split 1:10. Hal ini membuat saham perusahaan lebih terjangkau dan meningkatkan likuiditasnya.
Bahas
Silakan login atau berlangganan untuk mengomentari kolom ini