Mengapa General Motors Akan Menutup Pabrik di Indonesia?
General Motors Indonesia (GM Indonesia), unit lokal dari perusahaan Amerika Serikat (AS) General Motors Company, mengalami kerugian sekitar 200 juta dollar AS selama tahun 2013-2014 karena biaya-biaya operasional yang tinggi sementara penjualannya tidak banyak berkembang. Perusahaan ini tidak bisa menyaingi rival-rival dominannya dari Jepang yang dipimpin oleh Toyota Motor. Disebabkan oleh faktor-faktor utama ini, perusahaan ini memutuskan untuk menutup pabrik perakitannya di Bekasi pada pertengahan 2015 (dan akan berdampak pada pemutusan hubungan kerja dengan 500 karyawan).
Minggu lalu, Wakil Presiden Eksekutif GM Indonesia Stefan Jacoby mengatakan bahwa perusahaannya akan terus melanjutkan distribusi mobil-mobil Orlando, Captiva dan Trailblazer melalui para dealer di Indonesia (mengimplikasikan bahwa GM Indonesia berubah menjadi unit penjualan), namun akan berhenti memproduksi mobil Chevrolet Spin (Chevy Spin), sebuah model low multipurpose vehicle, di pabriknya di Bekasi. Tindakan ini adalah bagian dari repositioning yang lebih luas dari merek Chevrolet di seluruh wilayah Asia Tenggara. Kemungkinan GM juga akan menghentikan produksi Chevrolet Sonic di Thailand pada pertengahan 2015.
Indonesia adalah pasar yang menarik bagi para perusahaan manufaktur mobil karena negara ini memiliki rasio kepemilikan mobil per kapita yang rendah (kurang dari 4 orang di antara 100 orang yang memiliki mobil), sementara produk domestik bruto (PDB) per kapita telah meningkat tajam dalam dekade terakhir. Antara tahun 2008 dan 2014, penjualan mobil bertambah dua kali lipat menjadi 1,2 juta unit mobil pada 2014, menunjukkan permintaan mobil yang bertumbuh subur di negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini. Namun, pada periode 2012-2014 penjualan mobil di Indonesia - kurang lebih - stagnan karena perlambatan ekonomi Indonesia, termasuk tingkat suku bunga pinjaman yang tinggi (Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuannya secara bertahap dari 5,75% menjadi 7,75% antara Juni 2013 dan November 2014) dan karenanya membatasi daya beli masyarakat.
Pesaing Tangguh dari Jepang di Pasar Mobil Indonesia
Industri (penjualan) mobil di Indonesia didominasi oleh perusahaan-perusahaan manufaktur dari Jepang. Sang pemimpin pasar Toyota (yang unit-unit mobilnya didistribusi oleh Astra International melalui entitas yang dikontrol bersama dengan Toyota Motor Corporation dari Jepang) berkontribusi sekitar setengah dari total penjualan mobil di Indonesia. Pada awalnya, GM yakin bahwa mereka bisa bersaing dengan mobil merek-merek Jepang dan karena itu mengoperasikan kembali pabriknya di 2013 (melalui suntikan dana sebesar 150 juta dollar AS) untuk memproduksi Chevy Spin. Pabrik di Bekasi ini telah didirikan oleh GM pada 1995 namun berhenti beroperasi pada 2005 (karena pangsa pasar GM yang lemah di tengah dominasi produk Jepang). Namun, biaya produksi dari Chevy Spin cukup tinggi karena sebagian besar komponennya harus diimpor. Terlebih lagi, permintaan untuk mobil-mobil GM di Indonesia tidak pernah meningkat tinggi karena warga Indonesia lebih menyukai merek-merek lain, terutama Toyota Avanza, Honda Mobilio, Daihatsu Xenia, dan Suzuki Ertiga. Pabrik GM di Bekasi hanya mengoperasikan seperempat dari kapasitas penuhnya yaitu 40,000 kendaraan per tahun. Perusahaan ini menjual 8,412 Chevy Spins dan mengekspor sekitar 3,000 unit di 2014. Akibatnya, pabrik di Bekasi menjadi beban keuangan untuk GM. Secara total, GM hanya menjual 10,018 kendaraan di Indonesia tahun lalu, mengimplikasikan pangsa pasar di bawah 1%. Sementara mobil-mobil merek Jepang menguasai lebih dari 90% dari pangsa pasar.
Keberadaan GM di Indonesia telah berlangsung selama 8 dekade. Saat ini, enam jenis mobil GM telah dijual di pasaran Indonesia: Chevy Spin, Aveo, Capitiva, Orlando, Trailblazer dan Colorado.
Penjualan Mobil di Indonesia (CBU):
Bulan | Sold Cars 2012 | Sold Cars 2013 | Sold Cars 2014 |
Januari | 76,427 | 96,718 | 103,609 |
Februari | 86,486 | 103,278 | 111,824 |
Maret | 87,917 | 95,996 | 113,067 |
April | 87,144 | 102,257 | 106,124 |
Mei | 95,541 | 99,697 | 96,872 |
Juni | 101,746 | 104,268 | 110,614 |
Juli | 102,511 | 112,178 | 91,334 |
August | 76,445 | 77,964 | 96,652 |
September | 102,100 | 115,974 | 102,572 |
Oktober | 106,754 | 112,039 | 105,222 |
November | 103,703 | 111,841 | 91,327 |
Desember | 89,456 | 97,706 | 78,802 |
Total | 1,116,230 |
1,229,916 |
1,208,019 |
2008 | 2009 | 2010 | 2011 | 2012 | 2013 | 2014 | |
Indonesian Car Sales (number of car units) |
607,805 | 486,061 | 764,710 | 894,164 | 1,116,230 |
1,229,916 | 1,208,019 |
Indonesian Exports (number of car units) |
100,982 | 56,669 | 85,769 | 107,932 | 173,368 | 170,907 |
Sumber: Gaikindo
Lanjut Baca:
• Indonesia’s 2014 Car Sales Decline amid Slowing Economic Growth
• Indonesia's 2014 Annual Car Sales Fall on Bleak Economy & Fuel Hike
• Low Cost Green Cars Support Car Sales in Indonesia
• Growth of Indonesian Car Sales Falls amid Slowing Economic Expansion
• Impact of Higher Subsidized Fuel Prices on Indonesia’s Car Industry
Bahas
Silakan login atau berlangganan untuk mengomentari kolom ini