Pasar Saham & Rupiah Indonesia: Kuat karena Kepastian Lebih Jelas tentang Fed Rate
Aset-aset Indonesia ditutup dengan kuat pada hari Jumat (20/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan rupiah sama-sama menguat secara signifikan karena meningkatnya kejelasan mengenai kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS), sementara Republik Rakyat Tiongkok (RRT) mengumumkan bahwa Pemerintah RRT akan mengimplementasikan lebih banyak usaha untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, karenanya menguatkan nilai tukar yuan (mendukung penguatan nilai mata uang di negara-negara berkembang di Asia). IHSG naik 0,94% menjadi 4.561,33 poin, sementara rupiah menguat 1,10% menjadi Rp 13.623 per dollar AS (Bloomberg Dollar Index).
Setelah membaca notulensi dari pertemuan terakhir Federal Reserve, pasar Asia menyambut baik petunjuk bahwa Federal Reserve akan sedikit menaikkan Fed Fund Rate di bulan Desember 2015 (yang akan menjadi kenaikan pertama sejak 2006). Kendati kenaikan suku bunga AS seharusnya mengakibatkan capital outflows dari negara-negara berkembang yang berisiko (yield AS menjadi lebih menarik), untuk saat ini, kejelasan mengenai waktu kenaikan Fund Rate menyebabkan meningkatnya minat untuk mengambil risiko.
Wakil Presiden Federal Reserve Stanley Fischer mengatakan Fed telah melakukan semua yang bisa dilakukannya untuk menghindari mengejutkan pasar, sambil menambahkan bahwa beberapa bank sentral utama dapat menaikkan kebijakan suku bunganya dari hampir nol persen dalam waktu dekat.
Sementara itu, bank sentral RRT mengambil langkah lain untuk mendongkrak pertumbuhan dan melawan tekan-tekanan deflasi dengan memotong overnight lending facility rate dari 4,5% menjadi 2,75% dan suku bunga pinjaman bank 7 hari dari 5,5% menjadi 3,25%.
Mata uang euro melemah ke level terendah selama 7 bulan terakhir terhadap dollar AS setelah Presiden European Central Bank (ECB) Presiden Mario Draghi memberikan petunjuk bahwa kebijakan moneter akan semakin dilonggarkan. Jepang juga mungkin akan meningkatkan stimulus-stimulusnya.
Kendati begitu, dollar AS melemah terhadap banyak mata uang lain karena para investor melakukan kegiatan profit taking setelah pasar semakin yakin bahwa the Fed akan memerlukan waktu lama untuk secara bertahap menaikkan suku bunga acuannya sehingga membuat dollar AS kurang menarik.
Nilai tukar rupiah yang menjadi acuan Bank Indonesia (Jakarta Interbank Spot Dollar Rate, disingkat JISDOR) menguat 0.35% menjadi Rp 13.739 per dollar AS pada hari Jumat (20/11).
Rupiah Indonesia versus Dollar AS (JISDOR):
| Source: Bank IndonesiaFaktor-faktor domestik yang menyebabkan kekuatan nilai aset-aset Indonesia termasuk menurunnya inflasi, menurunnya defisit transaksi berjalan, belanja Pemerintah yang lebih cepat di semester 2 tahun 2015, paket-paket stimulus ekonomi yang baru-baru ini diumumkan oleh Pemerintah, keputusan Bank Indonesia untuk memotong cadangan wajib minimum dari 8,00% menjadi 7,50%, dan pernyataan OJK bahwa lembaga ini akan mempermudah proses penerbitan obligasi oleh perusahaan-perusahaan lokal.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG):
Bahas
Silakan login atau berlangganan untuk mengomentari kolom ini
Obviously because today, Nov 24 the Indonesian government is giving money to poor people. Yes, long lines have formed to get money. Why are other governments of the world so stingy?