Penjualan Ban di Indonesia Masih Tetap Lesu di 2016
Pertumbuhan industri ban Indonesia diperkirakan akan tetap stagnan setidaknya sampai kuartal terakhir 2016 karena rendahnya daya beli masyarakat sedangkan peredaran uang lambat di tengah kelesuan pertumbuhan ekonomi. Penjualan dalam negeri ban di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 8,25 juta ban di tahun 2016 penuh. Sementara itu, sekitar 30 juta ban diharapkan akan diekspor tahun depan. Dengan demikian, total penjualan ban di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 38 juta pada tahun 2016.
Azis Pane, Ketua Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI), berharap bahwa mulai dari kuartal keempat 2016 penjualan ban akan tumbuh lagi, asalkan Indonesia tidak akan terlalu terpengaruh oleh naiknya tingkat suku bunga Amerika Serikat (AS). Apabila capital outflow terjadi karena kenaikan tingkat suku bunga AS pada tahun 2016, maka rupiah akan melemah, menyiratkan bahwa impor ke Indonesia akan menjadi lebih mahal. Ini adalah masalah bagi sektor manufaktur ban di Indonesia karena bagian dari bahan baku (terutama karet) diimpor dalam dollar AS.
Selanjutnya, dalam upaya untuk memerangi capital outflow, bank sentral Indonesia (Bank Indonesia) kemungkinan akan menaikkan suku bunga acuan (BI rate), akibatnya membatasi ekspansi kredit dan pertumbuhan ekonomi di negara ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini. Dikarenakan biaya pinjaman yang lebih tinggi, maka menjadi lebih mahal bagi konsumen untuk meminta pinjaman sehingga penjualan mobil dan sepeda motor akan semakin turun, menyebabkan jatuhnya permintaan akan ban.
Pane mengatakan penjualan dalam negeri ban di Indonesia telah menurun sejak tahun 2013 waktu sebanyak 10 juta ban terjual. Pada tahun 2014 penjualan ban jatuh ke 9 juta.
Bahas
Silakan login atau berlangganan untuk mengomentari kolom ini