Perjalanan ‘Roller Coaster’ Saham & Rupiah Indonesia. Apa yang Terjadi Hari Ini?
Saham-saham Indonesia mengalami sebuah perjalanan ‘roller coaster’ pada hari Selasa (29/09). Setelah waktu pembukaan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jatuh lebih dari 2% mendekati level terendah selama tiga tahun terakhir. Kendati begitu, indeks ini berhasil ditutup pada 4.178,41 poin dalam perdagangan hari ini, naik 1,41%. Sementara itu, rupiah berhasil memotong kerugiannya. Berdasarkan Bloomberg Dollar Index, rupiah melewati batas Rp 14.800 per dollar Amerika Serikat (AS) beberapa kali namun pada akhir hari hanya melemah 0,11% menjadi Rp 14.691 per dollar AS.
Kendati begitu, nilai tukar rupiah yang menjadi acuan Bank Indonesia (Jakarta Interbank Spot Dollar Rate, disingkat JISDOR) melemah (0,22%) menjadi Rp 14.728 per dollar AS pada hari Selasa (29/09), level terendah dalam 17 tahun terakhir.
Rupiah Indonesia versus Dollar AS (JISDOR):
| Source: Bank IndonesiaSaham-saham Indonesia tampaknya naik karena rebound teknis setelah kerugian selama lima hari berturut-turut dan juga optimisme mengenai paket kebijakan ekonomi kedua dari Pemerintah (yang akan diumumkan pada hari ini).
Aset-aset di pasar ekspor komoditi mungkin juga didukung oleh rebound saham Glencore. Kemarin, perusahaan perdagangan komoditi ini kehilangan hampir sepertiga dari nilai sahamnya karena menurunnya harga-harga komoditi dikombinasikan dengan target hutang perusahaan. Hari ini, saham Glencore mengalami rebound hampir 10%.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Pasar-pasar Asia lainnya menderita kerugian yang besar. Nikkei 225 di Jepang menurun 4,05%, Shanghai Composite Index di Republik Rakyat Tiongkok turun 2,02%, Indeks Hang Seng di Hong Kong melemah 2,97%, sementara S&P/ASX 200 di Australia jatuh 3,82%. Pasar terus dibebani oleh sentimen pelemahan global yang disebabkan oleh kekuatiran mengenai pertumbuhan ekonomi global (terutama penurunan besar-besaran perekonomian Republik Rakyat Tiongkok) dan ancaman kenaikan Federal Reserve Fed Fund Rate (para investor menunggu data kunci non-farm payrolls yang akan diumumkan pada hari Jumat yang dapat memberikan lebih banyak informasi mengenai apakah kondisi pasar tenaga kerja AS cukup solid untuk menjustifikasi kenaikan suku bunga). Data kunci lainnya yang ditunggu adalah produksi industri Jepang (diumumkan hari Rabu) dan Caixin Purchasing Managers' Index (PMI) RRT, diumumkan hari Kamis.
Satu pengecualian yang signifikan adalah India. Setelah bank sentral India memotong suku bunga acuannya (untuk kali kedua dalam tahun ini) sebanyak 50 basis poin (melebihi perkiraan) menjadi 6,75% (level terendah dalam waktu empat tahun terakhir), saham-saham India mengalami kenaikan.
Bahas
Silakan login atau berlangganan untuk mengomentari kolom ini