Pertambangan Batubara Indonesia: Fokus pada Pasar Selain Cina
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Indonesia mengharapkan pengiriman batubara ke India meningkat pada tahun 2016, sementara ekspor batubara ke Republik Rakyat Tiongkok (RRT) diperkirakan akan menurun lebih lanjut karena ekonomi terbesar kedua di dunia ini sedang mengalami perlambatan (dan RRT membatasi impor batubara dengan tingkat kalori yang lebih rendah). Adhi Wibowo, Direktur Batu Bara Kementerian ESDM, mengatakan - berlawanan dengan RRT - permintaan batubara dari India tidak turun. Selain itu, India sangat tergantung pada Indonesia untuk batubara termal.
Ekonomi global yang lesu, terutama perlambatan ekonomi RRT, telah mengusik harga batubara dunia sehingga membuat industri pertambangan batubara tidak menarik. Acuan harga referensi batubara termal Indonesia (Harga Batubara Acuan, atau HBA), yang ditetapkan oleh Kementerian ESDM setiap bulan, kembali menurun 1,69% pada basis month-to-month (m/m) menjadi 53,51 dollar Amerika Serikat (AS) per metrik ton (FOB) pada bulan Desember 2015, dan membuat catatan harga terendah baru (sejak harga referensi ini dimulai pada tahun 2009).
Pada periode Januari-November 2015, impor batubara ke dalam RRT turun lebih dari 30% pada basis year-on-year (y/y) dari periode yang sama tahun lalu, sebagiannya karena perlambatan ekonomi serta kebijakan pemerintah untuk membatasi impor batubara kelas rendah.
Hendra Sinadia, Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI), mengatakan Indonesia - mengingat situasi saat ini - tidak dapat mengandalkan RRT untuk ekspor batubaranya. Oleh karena itu, industri batubara di Indonesia harus fokus pada pasar domestik, khususnya sekarang karena pembangkit listrik tenaga batubara baru direncanakan akan memulai operasi pada tahun 2016.
Data dari Kementerian ESDM Indonesia menunjukkan bahwa pada tahun 2014 RRT adalah pasar ekspor terbesar Indonesia untuk pengiriman batubara. Selama 2014 Indonesia mengirimkan total 41,54 juta ton batubara ke RRT. India merupakan pasar ekspor terbesar kedua untuk batubara Indonesia pada tahun 2014 (37,48 juta ton).
Baca Kolom: Overview & Analysis of Indonesia's Coal Industry
Wibowo menambahkan bahwa - selain India - Filipina, Pakistan dan Malaysia masih merupakan pasar ekspor yang menarik untuk batubara Indonesia dan merupakan kesempatan bagi penambang batubara Indonesia.
Pada periode Januari-November 2015 Indonesia mengekspor 253 juta ton batubara, turun 27,71% (y/y) dari kinerja ekspor pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, Indonesia memproduksi 335 juta ton batubara di sebelas bulan pertama tahun 2015, turun 20% (y/y).
Produksi, Ekspor, Konsumsi dan Harga Batubara Indonesia:
2007 | 2008 | 2009 | 2010 | 2011 | 2012 | 2013 | 2014 | 2015¹ | |
Produksi (in million tons) |
217 | 240 | 254 | 275 | 353 | 412 | 474 | 458 | 425 |
Ekspor (in million tons) |
163 | 191 | 198 | 210 | 287 | 345 | 402 | 382 | |
Domestik (in million tons) |
61 | 49 | 56 | 65 | 66 | 67 | 72 | 76 | |
Harga (HBA) (in USD/ton) |
n.a | n.a | 70.7 | 91.7 | 118.4 | 95.5 | 82.9 | 72.6 | 60.1 |
¹ menunjukkan prognosis
Sumber: APBI
Harga Batubara Acuan (HBA):
Bulan | 2012 | 2013 | 2014 | 2015 |
Januari | 109.29 | 87.55 | 81.90 | 63.84 |
Februari | 111.58 | 88.35 | 80.44 | 62.92 |
Maret | 112.87 | 90.09 | 77.01 | 67.76 |
April | 105.61 | 88.56 | 74.81 | 64.48 |
Mei | 102.12 | 85.33 | 73.60 | 61.08 |
Juni | 96.65 | 84.87 | 73.64 | 59.59 |
Juli | 87.56 | 81.69 | 72.45 | 59.16 |
Augustus | 84.65 | 76.70 | 70.29 | 59.14 |
September | 86.21 | 76.89 | 69.69 | 58.21 |
Oktober | 86.04 | 76.61 | 67.26 | 57.39 |
November | 81.44 | 78.13 | 65.70 | 54.43 |
Desember | 81.75 | 80.31 | 69.23 | 53.51 |
dalam dollar AS/ton
Sumber: Kementerian ESDM
Bahas
Silakan login atau berlangganan untuk mengomentari kolom ini