Pertumbuhan Ekspor Sepatu Indonesia Berlanjut di 2016
Sementara pasar domestik tetap lamban, ekspor alas kaki dan produk sepatu Indonesia menunjukkan tren yang lebih positif. Asosiasi Alas Kaki Indonesia (Aprisindo) memperkirakan ekspor alas kaki nasional naik 6,8% pada basis year-on-year (y/y) menjadi 4,7 miliar dollar Amerika Serikat (AS) pada tahun 2015. Berdasarkan data terbaru dari Kementerian Perdagangan di Indonesia, ekspor alas kaki/sepatu Indonesia mencapai 3,66 miliar dollar AS pada periode bulan Januari-Oktober 2015, naik 10% dari ekspor pada periode yang sama di tahun sebelumnya. Eddy Widjanarko, Ketua Aprisindo, menambahkan bahwa ekspor telah meningkat baik dari segi nilai dan volume.
Ekspor alas kaki Indonesia memiliki performa yang baik pada tahun 2015 berkat melemahnya nilai rupiah. Selama tahun 2015 rupiah Indonesia terdepresiasi sekitar 10% terhadap dollar AS, menyiratkan bahwa ekspor Indonesia menjadi lebih menarik di pasar global. Selain itu, produsen sepatu lokal juga menaikkan harga produk mereka dengan adanya peningkatan biaya produksi dikarenakan upah minimum yang lebih tinggi dan impor bahan baku yang lebih mahal (terutama kulit dan karet) karena rapuhnya nilai rupiah.
Ketua Aprisindo Widjanarko memprediksi ekspor alas kaki Indonesia akan berakselerasi lebih lanjut pada 2016. "Pertumbuhan 10% poin (year-on-year) pada ekspor sepatu dapat terjadi asalkan rupiah tetap stabil."
Adis Dimension Footwear, sebuah perusahaan alat-alat olahraga berorientasi ekspor yang bermarkas di Jawa Barat (bagian dari Nike Inc), juga mengharapkan kinerja pertumbuhan ekspor yang baik dari segmen sepatunya, terutama sepatu olahraga. Perusahaan tersebut mengharapkan ekspor sepatu Indonesia menembus level 5 miliar dollar AS (per tahun) dalam lima tahun ke depan. Perusahaan tersbut juga menambahkan bahwa paket stimulus ekonomi yang baru-baru ini telah diluncurkan oleh pemerintah Indonesia mendukung daya saing industri Indonesia dan ini juga akan memperkuat industri alas kaki.
Economic Stimulus Packages of the Indonesian Government:
Package | Unveiled | Main Points |
1st | 9 September | • Boost industrial competitiveness through deregulation • Curtail red tape • Enhance law enforcement & business certainty |
2nd | 30 September | • Interest rate tax cuts for exporters • Speed up investment licensing for investment in industrial estates • Relaxation import taxes on capital goods in industrial estates & aviation |
3rd | 7 October | • Cut energy tariffs for labor-intensive industries |
4th | 15 October | • Fixed formula to determine increases in labor wages • Soft micro loans for >30 small & medium, export-oriented, labor-intensive businesses |
5th | 22 October | • Tax incentive for asset revaluation • Scrap double taxation on real estate investment trusts • Deregulation in Islamic banking |
6th | 5 November | • Tax incentives for investment in special economic zones |
7th | 4 December |
• Waive income tax for workers in the nation's labor-intensive industries • Free leasehold certificates for street vendors operating in 34 state-owned designated areas |
8th | 21 December | • Scrap income tax for 21 categories of airplane spare parts • Incentives for the development of oil refineries by the private sector • One-map policy to harmonize the utilization of land |
Adis Dimension Footwear saat ini memiliki kapasitas produksi 20 juta pasang sepatu per tahun. Namun, karena ekspor diproyeksikan tumbuh, perusahaan tersebut berencana untuk membangun pabrik sepatu baru di Jawa Barat. Pabrik baru akan membutuhkan investasi sekitar 55 juta dollar AS, yang dibiayai melalui cadangan kas internal perusahaan dan pinjaman bank. Pabrik baru ini diharapkan memiliki kapasitas produksi tahunan 12 juta pasang sepatu.
Gambaran Industri Alas Kaki di Indonesia
Indonesia ada di dalam enam negara terbesar eksportir alas kaki di dunia dan oleh karena itu sektor ini merupakan aset penting untuk industri manufaktur Indonesia (menghasilkan devisa dan menyediakan lapangan kerja bagi banyak orang). Pemain global yang besar, seperti Nike Inc dan beberapa perusahaan dari RRT dan Korea Selatan, memiliki fasilitas produksi di Indonesia karena biaya tenaga kerja di negara ini rendah. Namun, upah minimum telah naik pesat dalam beberapa tahun terakhir, melemahkan daya tarik investasi di industri sepatu.
Masalah lain adalah bahwa Indonesia perlu mengimpor beberapa bahan baku (kulit dan karet) untuk produksi sepatu. Meskipun sebuah produsen karet utama, Indonesia masih perlu mengimpor bahan karet untuk pembuatan sepatu karena negara ini tidak memiliki fasilitas pengolahan dalam negeri yang memadai.
Ekspor Sepatu/Alas Kaki Indonesia 2010-2015:
Tahun | Ekspor Sepatu |
YoY Growth |
2015¹ | $4.7 billion | +7% |
2014 | $4.4 billion | +13% |
2013 | $3.9 billion | +11% |
2012 | $3.5 billion | +6% |
2011 | $3.3 billion | +32% |
2010 | $2.5 billion | - |
¹ prognosis
Sumber: Kementerian Perdagangan Indonesia
Bahas
Silakan login atau berlangganan untuk mengomentari kolom ini