Rendahnya Harga Minyak Dapat Mengganggu Produksi Minyak di Indonesia
Meskipun harga minyak agak membaik dari posisi terendah dalam 12 tahun terakhir pada hari Jumat (08/01) karena rebound pasar saham Republik Rakyat Tiongkok (RRT), ada kekuatiran bahwa Indonesia tidak akan mencapai target lifting minyak 2016 karena produsen minyak di negara ini menjadi kurang bersemangat untuk meningkatkan produksi saat harga minyak lemah. Kemarin, minyak Brent turun ke 32,16 dollar Amerika Serikat (AS) per barel - tingkat terendah sejak 2004 - setelah RRT mendevaluasi yuan dan saham RRT anjlok lebih dari 7% yang menyebabkan terjadinya mekanisme circuit-breaking, bahkan menyebabkan penjualan saham global secara besar-besaran.
Harga minyak membaik sekitar 2% pada hari Jumat tapi kekuatiran tetap ada dikarenakan hasil produksi di AS dan di negara-negara anggota OPEC tetap tinggi sementara pertumbuhan global pada 2016 kemungkinan akan lebih rendah daripada yang diperkirakan sebelumnya. Kamis (07/01) Bank Dunia memangkas pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) global pada 2016 menjadi 2,9% pada basis year-on-year (y/y) dalam Global Economic Prospects edisi Januari 2016 dari perkiraan pertumbuhan 3,3% (y/y) dalam edisi Juni (tahun lalu ekonomi dunia berkembang 2,4% y/y).
Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016, Pemerintah Indonesia menargetkan tingkat produksi minyak sebesar 830.040 barel per hari (bph), naik dari target tahun lalu sebesar 825.000 bph. Namun, menurut laporan dari Kementerian Keuangan hasil produksi minyak nasional hanya mencapai 779.000 barel per hari tahun lalu. Kinerja yang buruk ini disebabkan oleh harga minyak global yang rendah dan gangguan di blok Cepu (bagian dari ladang Banyu Urip) di Jawa Timur. Mobil Cepu Ltd, anak perusahaan Exxon Mobil Corporation dan kontraktor untuk blok Cepu, hanya berhasil memproduksi 46.089 bph tahun lalu atau 61% dari target 2015-nya. Tahun ini perusahaan menargetkan tingkat produksi 168.430 barel per hari.
Baca Analisis: Overview of Indonesia's Oil Sector
Satuan Tugas Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Indonesia, regulator hulu minyak dan gas negara, optimistis Mobil Cepu Ltd bisa mencapai puncak produksinya pada bulan Maret 2016. Namun, para analis memperkirakan bahwa akan ada lebih banyak hambatan yang dihadapi oleh perusahaan ini pada 2016 karena masih belum memiliki semua izin yang diperlukan, sementara harga minyak yang rendah tidak membuat produsen minyak tertarik untuk memproduksi banyak minyak dalam waktu dekat.
Harga Minyak Mentah:
Target Produksi Minyak & Gas para Kontraktor pada Tahun 2016:
Kontraktor Migas |
Area Kerja |
APBN 2016 |
Chevron Pacific Indonesia | Rokan | 247,950 |
Mobil Cepu Ltd | Cepu | 161,120 |
Pertamina EP | Indonesia | 104,420 |
Total E&P Indonesia | Mahakam | 55,740 |
PHE ONWJ Ltd | ONWJ | 40,520 |
CNOOC S.E.S Ltd | S.E. Sumatra | 30,760 |
ConocoPhillips Indonesia Inc Ltd | South Natuna Sea Block B | 17,050 |
Petronas Carigali Ketapang | Ketapang | 19,140 |
Chevron Indonesia Company | East Kalimantan | 17,590 |
PetroChina International Jabung Ltd | Jabung | 12,600 |
Virginia Indonesia Company (VICO) | Sanga-Sanga | 10,500 |
BOB - BSP Pertamina Hulu | CPP | 11,420 |
PHE WMO | West Madura | 12,270 |
Sub Total 13 Largest Contractors | 741,080 | |
Remaining 70 contractors | 88,960 | |
Total Oil Lifting Indonesia | 830.040 |
Source: SKK Migas
Bahas
Silakan login atau berlangganan untuk mengomentari kolom ini