Saham & Rupiah Indonesia: Aliran Modal Keluar Setelah Reli Kelegaan Pasar
Setelah reli kuat pada hari Kamis (merespon positif terhadap pengumuman Federal Reserve untuk menaikkan Fed Fund Rate), aset-aset Indonesia melemah pada hari Jumat (18/12) sementara kebanyakan pasar Asia turun. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 1,20% menjadi 4.501,34 poin pada pukul 09:45 WIB, sementara rupiah telah melemah 0,22% menjadi Rp 14.040 per dollar Amerika Serikat (Bloomberg Dollar Index). Karena itu, saham-saham Indonesia mengikuti contoh saham-saham Amerika Serikat (AS) yang jatuh semalam.
Dow Jones Industrial Average jatuh 1,4%, Standard & Poor's 500 jatuh 1,5%, sementara Nasdaq composite index turun 1,4% pada hari Kamis (17/12) karena harga minyak yang terus-menerus turun dan juga aksi profit taking setelah reli yang terjadi kemarin karena kelegaan pasar setelah Federal Reserve AS mengakhiri ketidakjelasan yang tinggi dengan menaikkan suku bunga AS, sebuah tindakan yang sejalan dengan harapan pasar.
Kendati Federal Reserve mengatakan kenaikan suku bunga di masa depan akan dilakukan secara sangat bertahap dan lembut, rupiah Indonesia termasuk mata uang negara-negara berkembang yang diprediksi akan paling melemah terhadap dollar AS di 2016. Perlambatan ekonomi Republik Rakyat Tiongkok (RRT) adalah masalah besar bagi perekonomian negara-negara Asia karena RRT adalah mitra dagang kunci untuk negara-negara ini. Yuan RRT yang lebih lemah (terhadap dollar AS) - karena pengetatan moneter di AS dan lebih sedikit larangan perdagangan yuan RRT setelah International Monetary Fund menambahkan yuan sebagai mata uang cadangannya - akan menarik melemah mata uang-mata uang di kawasan-kawasan tersebut. Negara-negara yang dibebani oleh defisit transaksi berjalan yang besar dianggap sebagai negara-negara yang paling rentan. Ini termasuk Indonesia.
Pada hari Kamis, bank sentral Indonesia membiarkan tingkat suku bunganya tak berubah karena bank sentral mau memonitor perkembangan (reaksi pasar terhadap kenaikan suku bunga AS) terlebih dahulu.
Bahas
Silakan login atau berlangganan untuk mengomentari kolom ini