Update Inflasi Indonesia: Jatuh di Bawah Target Bank Sentral Tahun 2015
Bank sentral Indonesia (Bank Indonesia) memprediksi inflasi headline akan mencapai 2,79% pada basis year-on-year (y/y) dalam setahun penuh 2015, di bawah cakupan target bank sentral yaitu 3-5%. Inflasi di Indonesia pada tahun ini rendah, berakumulasi menjadi 2,16% di 10 bulan pertama tahun 2015, dan Bank Indonesia memperkirakan bahwa laju inflasi akan tetap terkontrol di dua bulan terakhir tahun 2015.
Juda Agung, Direktur Eksekutif Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, mengatakan bank sentral memperkirakan bahwa inflasi di bulan November akan mencapai 0,13% pada basis month-to-month (m/m), sementara laju di bulan Desember akan lebih tinggi (diproyeksikan pada 0,50% m/m) karena sejumlah tekanan inflasi yang disebabkan oleh perayaan-perayaan Natal dan Tahun Baru.
Karena fenomena cuaca El Nino, yang menyebabkan musim kemarau di Asia Tenggara (karenanya menganggu musim panen), ada beberapa kekuatiran mengenai inflasi beras di Indonesia. Kendati begitu, Agung menyatakan bahwa impor beras dari Vietnam seharusnya cukup untuk menjaga kestabilan harga.
Tingkat inflasi Indonesia mencapai 6,25% (y/y) di bulan Oktober 2015. Kendati begitu, tingkat inflasi ini diprediksi untuk menurun secara signifikan selama dua bulan terakhir di tahun 2015 karena dampak dari kenaikan harga bahan bakar tahun lalu menghilang. Pada 17 November 2014, Presiden Indonesia Joko Widodo mengumumkan bahwa harga bahan bakar bersubsidi (bensin dan diesel) akan dinaikkan sebesar Rp 2.000. Bensin (premium) dinaikkan dari Rp 6.500 menjadi Rp 8.500 per liter, sementara diesel dinaikkan dari Rp 5.500 menjadi Rp 7.500 per liter. Sebagai hasilnya, inflasi bulanan Indoenesia naik 1,50% di bulan November 2014 dan 2,46% di bulan Desember 2014, menyebabkan laju inflasi mencapai 8,4% dalam setahun penuh 2014 (di Januari 2015, Pemerintah menghapus program subsidi bensin, dan memperkenalkan subsidi tetap Rp 1.000 per liter untuk diesel).
Inflasi di Indonesia dan Target Bank Indonesia 2008-2015:
2008 | 2009 | 2010 | 2011 | 2012 | 2013 | 2014 | 2015 | |
Inflasi (annual percent change) |
9.8 | 4.8 | 5.1 | 5.4 | 4.3 | 8.4 | 8.4 | 2.8¹ |
Target Bank Indonesia (annual percent change) |
5.0 | 4.5 | 5.0 | 5.0 | 4.5 | 4.5 | 4.5 | 4.0 |
¹ proyeksi Bank Indonesia
Sumber: Bank Dunia dan Bank Indonesia
Inflasi di Indonesia:
Bulam | Monthly Growth 2013 |
Monthly Growth 2014 |
Monthly Growth 2015 |
Januari | 1.03% | 1.07% | -0.24% |
Februari | 0.75% | 0.26% | -0.36% |
Maret | 0.63% | 0.08% | 0.17% |
April | -0.10% | -0.02% | 0.36% |
Mei | -0.03% | 0.16% | 0.50% |
Juni | 1.03% | 0.43% | 0.54% |
Juli | 3.29% | 0.93% | 0.93% |
Augustus | 1.12% | 0.47% | 0.39% |
September | -0.35% | 0.27% | -0.05% |
Oktober | 0.09% | 0.47% | -0.08% |
November | 0.12% | 1.50% | |
Desember | 0.55% | 2.46% | |
Total | 8.38% | 8.36% | 2.16% |
Sumber: BPS
Kendati inflasi rendah, bank sentral Indonesia diprediksi untuk memotong suku bunga acuannya (BI rate) karena ada tanda-tanda serius bahwa Federal Reserve Amerika Serikat (AS) akan menaikkan suku bunga AS pada bulan Desember 2015, mengimplikasikan Indonesia mungkin akan kembali dibebani oleh capital outflows. BI rate yang semakin tinggi membuat aset-aset Indonesia menjadi sedikit lebih menarik, karenanya hal ini dapat membatasi jumlah outflows. Sejauh ini di tahun ini, rupiah Indonesia telah melemah lebih dari 10% terhadap dollar AS.
Rupiah Indonesia versus Dollar AS (JISDOR):
| Source: Bank IndonesiaSejak bulan Februari 2015 Bank Indonesia mempertahankan BI rate relatif tinggi pada 7,50%. Kendati begitu, pada pertemuan terakhir Dewan Gubernur, Bank Indonesia melonggarkan kebijakan moneternya dengan menurunkan Giro Wajib Minimum Primer dari 8,00% menjadi 7,50% (efektif per 1 Desember 2015), menyediakan lebih banyak ruang untuk bank-bank lokal untuk memberikan pinjaman dan karenanya mendongkrak aktivitas ekonomi.
Tahun depan, Pemerintah berencana untuk memotong subsidi untuk listrik dan juga gas. Hal ini diprediksi untuk menyebabkan sejumlah tekanan inflasi di tahun 2016.
Lanjut Baca:
• Analisis Inflasi di Indonesia
Bahas
Silakan login atau berlangganan untuk mengomentari kolom ini
The Indonesian government is giving poor people money. Now millions are lined up outside of government offices. Why are the governments of other countries so stingy? And inflation is down so even better!!