Update Proyeksi Inflasi Indonesia: Bagaimana dengan Inflasi di Bulan Agustus?
Kebanyakan analis memprediksi bahwa inflasi Indonesia akan berakselerasi menjadi sekitar 7,43% pada basis year-on-year (y/y) di bulan Agustus terutama karena inflasi impor. Karena rupiah melanjutkan pelemahan terhadap dollar Amerika Serikat (AS) selama beberapa minggu terakhir sementara Pemerintah Pusat baru-baru ini menaikkan beacukai impor untuk macam-macam produk konsumen, tekanan inflasi diprediksi untuk meningkat.
Meskipun begitu, bank sentral Indonesia (Bank Indonesia) memiliki pandangan lain. Pada hari Jumat (28/08), Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menyatakan bahwa inflasi diperkirakan akan menurun menjadi 7,08% (y/y) pada bulan Agustus (sementara laju inflasi bulanan pada +0,3% pada bulan Agustus).
Menurut data terakhir dari Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi mencapai 7,26% (y/y) di Juli 2015. Selama dua tahun terakhir, terjadi tekanan inflasi tinggi secara terus menerus di Indonesia karena reformasi subsidi bahan bakar. Di Juni 2013 dan November 2014, Pemerintah Pusat memutuskan untuk menaikkan harga bahan bakar bersubsidi, sementara subsidi gasoline pada intinya dihapuskan sama sekali pada awal tahun 2015 (berarti inflasi meningkat cepat di periode Maret-Mei 2015 karena harga minyak mentah dunia agak pulih).
Inflasi di Indonesia:
Bulan | Monthly Growth 2013 |
Monthly Growth 2014 |
Monthly Growth 2015 |
Januari | 1.03% | 1.07% | -0.24% |
Februari | 0.75% | 0.26% | -0.36% |
Maret | 0.63% | 0.08% | 0.17% |
April | -0.10% | -0.02% | 0.36% |
Mei | -0.03% | 0.16% | 0.50% |
Juni | 1.03% | 0.43% | 0.54% |
Juli | 3.29% | 0.93% | 0.93% |
Augustus | 1.12% | 0.47% | |
September | -0.35% | 0.27% | |
Oktober | 0.09% | 0.47% | |
November | 0.12% | 1.50% | |
Desember | 0.55% | 2.46% | |
Total | 8.38% | 8.36% | 1.90% |
Sumber: BPS
Inflasi di Indonesia 2008-2014:
2008 | 2009 | 2010 | 2011 | 2012 | 2013 | 2014 | |
Inflasi (annual percent change) |
9.8 | 4.8 | 5.1 | 5.4 | 4.3 | 8.4 | 8.4 |
Sumber: Bank Dunia
Pada bulan Juli 2015, Indonesia mencatat laju inflasi bulanan tertinggi tahun ini (+0,93%) karena biaya-biaya transportasi dan harga makanan meningkat akibat perayaan Ramadan dan Idul Fitri. Dalam periode ini, konsumsi rumahtangga cenderung meningkat dan jutaan orang Indonesia pulang kembali ke tempat asal mereka untuk beberapa hari (menyebabkan kenaikan biaya transportasi).
Indonesia memiliki dua puncak inflasi tahunan tradisional: (1) Juli-Agustus (Ramadan, Idul Fitri dan awal tahun ajaran baru), dan (2) Desember-Januari (perayaan Natal dan Tahun Baru).
Dalam tujuh bulan pertama tahun 2015, inflasi Indonesia berakumulasi menjadi 1,90%, mengimplikasikan bahwa target akhir tahun Bank Indonesia masih dapat dicapai (target inflasi tahunan Bank Indonesia berada dalam cakupan 3%-5% di 2015).
Laju inflasi adalah faktor kunci untuk menentukan tingkat suku bunga acuan Indonesia (BI rate). Sebelumnya di bulan Agustus, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan BI rate pada 7,50% (angka yang relatif tinggi) karena BI berusaha untuk melawan inflasi tinggi, mendukung nilai tukar rupiah, dan memotong defisit transaki berjalan negara ini. Meskipun begitu, karena rupiah telah menunjukkan pelemahan yang serius terhadap dollar AS (akibat pengetatan kebijakan moneter AS dan devaluasi yuan Republik Rakyat Tiongkok), diragukan bahwa Bank Indonesia akan memotong tingkat suku bunganya dalam tahun ini.
Indonesian Rupiah versus US Dollar (JISDOR):
| Source: Bank IndonesiaBahas
Silakan login atau berlangganan untuk mengomentari kolom ini