Indonesia Merevisi Kebijakan Visa Kunjungan Singkat
Menteri Koordinator Perekonomian, Sofyan Djalil, mengumumkan sebuah paket kebijakan ekonomi yang akan dilaksanakan untuk meningkatkan perekonomian Indonesia terutama dalam upaya untuk memperbaiki neraca transaksi berjalan yang merupakan pengukuran paling luas mengenai aliran keluar masuknya devisa yang mencakup perdagangan, jasa, pembayaran bunga dan pengiriman uang. Salah satu perubahan kebijakan baru adalah pembebasan visa kunjungan ke Indonesia. Mulai dari April 2015, Indonesia akan mengizinkan warganegara asing dari tambahan 30 negara untuk mengunjungi Indonesia tanpa visa.
Pada saat ini, Indonesia telah membebaskan visa kunjungan singkat untuk 13 negara dan 2 wilayah administratif khusus. Negara-negara ini adalah Brunei, Malaysia, Filipina, Singapore, Thailand, Vietnam, Kamboja, Myanmar, Laos, Chili, Moroko, Peru dan Ekuador. Dua wilayah administratif khusus tersebut adalah Hong Kong dan Makau.
Tambahan 30 negara yang akan mendapatkan pembebasan visa untuk kunjungan singkat (mulai dari bulan April) adalah Republik Rakyat Tionghoa (RRT), Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat (AS), Kanada, New Zealand, Meksiko, Russia, Inggris, Jerman, Perancis, Belanda, Italia, Spanyol, Swiss, Belgia, Swedia, Austria, Denmark, Norwegia, Finlandia, Polandia, Hungaria, Republik Ceko, Qatar, Uni Emirat Arab, Kuwait, Bahrain, Oman dan Afrika Selatan.
Satu pengecualian mencolok adalah Australia. Meskipun sekitar 12% dari total kunjungan turis di Indonesia berasal dari Australia (di tahun 2014) - dan karenanya menjadi kelompok turis terbesar untuk Indonesia setelah Singapura dan Malaysia - Australia tidak dimasukkan dalam daftar ini. Hal ini kemungkinan besar disebabkan karena lemahnya hubungan antara Indonesia dan Australia saat ini menjelang eksekusi mati dua warga Australia terpidana kasus penyebaran narkotika. Pemerintah Australia telah melakukan protes keras karena eksekusi yang akan segera dilakukan ini dan mengancam akan memboikot Indonesia, contohnya dengan mendorong masyarakat Australia untuk tidak mengunjungi Bali, pulau yang paling terkenal di Indonesia dan yang menarik banyak turis dari Australia. Meskipun begitu, Pemerintah Indonesia menyangkal bahwa hubungan diplomatik yang tegang saat ini adalah alasan mengapa keputusan ini tidak mencakup pembebasan visa bagi warga Australia yang ingin berlibur ke Indonesia. Sebaliknya, Pemerintah merujuk pada pentingnya resiprositas (Australia belum melakukan pembebasan visa untuk warganegara Indonesia).
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan bahwa perubahan kebijakan ini diharapkan untuk meningkatkan pendapatan di sektor pariwisata karena akan menarik lebih banyak turis ke Indonesia yang merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Yahya memperkirakan bahwa pembebasan biaya visa untuk 43 negara dan 2 daerah otonomi ini akan menyebabkan penambahan jumlah kunjungan dari negara asing sebanyak 1 juta kunjungan. Karena setiap pengunjung asing menghabiskan rata-rata 1.200 dollar AS dalam satu kunjungan ke Indonesia, ini akan menambahkan 1,2 miliar dollar AS untuk pendapatan devisa dari negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini. Pada tahun 2014, tercatat total jumlah kedatangan pengunjung asing sebanyak 9,4 juta kedatangan, naik 7,19% dari 8,8 juta pengunjung di tahun sebelumnya. Pertumbuhan jumlah kunjungan turis mancanegara di Indonesia telah semakin meningkat sejak tahun 2009 - tahun ketika terjadi serangan besar dari kelompok radikal Islam paling terakhir (serangan bom bunuh diri di Hotel Marriott dan Hotel Ritz-Carlton). Namun, dibandingkan dengan rekan-rekan regionalnya yaitu Singapura dan Malaysia, Indonesia masih tertinggal di belakang - dengan cukup jauh - dalam hal menarik kunjungan asing. Sebelumnya, Pemerintah Indonesia mengatakan menargetkan kedatangan 10 juta turis mancanegara di Indonesia pada 2015. Namun, setelah ada lebih banyak negara yang warganya diizinkan mengunjungi Indonesia tanpa visa untuk kunjungan singkat, target ini mungkin akan direvisi menjadi lebih tinggi.
Kedatangan Wisman di Indonesia, 2013-2015:
Bulan | Tourist Arrivals 2013 |
Tourist Arrivals 2014 |
Tourist Arrivals 2015 |
Januari | 614,328 | 753,079 | 723,039 |
Februari | 678,415 | 702,666 | |
Maret | 725,316 | 765,607 | |
April | 646,117 | 726,332 | |
Mei | 700,708 | 752,363 | |
Juni | 789,594 | 851,475 | |
Juli | 717,784 | 777,210 | |
Augustus | 771,009 | 826,821 | |
September | 770,878 | 791,296 | |
Oktober | 719,900 | 808,767 | |
November | 807,422 | 764,461 | |
Desember | 766,966 | 915,334 | |
Total | 8,802,129 | 9,435,411 | 723,039 |
Sumber: BPS
Kedatangan Wisman di Indonesia, 2007-2015:
2007 | 2008 | 2009 | 2010 | 2011 | 2012 | 2013 | 2014 | 2015 | |
Foreign Tourists (dalam juta) |
5.51 | 6.23 | 6.32 | 7.00 | 7.65 | 8.04 | 8.80 | 9.44 | 10.0¹ |
¹ menunjukkan target pemerintah
Sumber: BPS
Bahas
Silakan login atau berlangganan untuk mengomentari kolom ini