• Analisis Rupiah Indonesia; Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rupiah

    Nilai tukar rupiah menguat pada Senin (16/02) karena neraca perdagangan dan neraca transaksi berjalan membaik, sementara dolar AS melemah karena penjualan ritel AS yang mengecewakan dan karena optimisme bahwa Yunani akan tetap menjadi anggota zona euro. Sementara itu, kementerian keuangan Indonesia mengadakan lelang obligasi konvensional di mana Rp 12 triliun dijual. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah terapresiasi 0.35 persen menjadi Rp 12,753 per dolar AS pada Senin (16/02).

    Read column ›

  • World Bank: Introducing Indonesia’s Revised Statistics Methodology

    In a World Bank blog, World Bank economist Alex Sienaert posted an update on the economy of Indonesia. After Statistics Indonesia (BPS) released the country’s latest GDP growth figures in early February, two important revisions regarding Indonesia’s GDP statistics have been made: (1) BPS has shifted the basis of the computation from the year 2000 to 2010, and (2) it adopted a significantly updated methodology and presentation of the statistics (updating national accounts from the 1993 System of National Accounts [SNA] to SNA 2008).

    Read column ›

  • Formula Baru Penetapan Harga Biodiesel di Indonesia

    Walaupun Pemerintah Indonesia telah mengumumkan bahwa subsidi bahan bakar nabati dinaikkan menjadi Rp. 4,000 per liter (dari Rp 1,500 per liter pada tahun 2014) dan bioethanol menjadi Rp 3,000 per liter (dari Rp 2,000 tahun lalu) - di dalam upaya untuk melindungi industri bahan bakar nabati domestik karena biaya produksi melampaui harga pasar di tengah harga minyak sawit global yang rendah -, produsen bahan bakar nabati Indonesia berharap agar harga bahan bakar nabati nasional ditetapkan berdasarkan harga patokan selain Mean of Platts Singapore (MoPS).

    Read column ›

  • Update Indonesia: Bagaimana Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2015?

    Walaupun pertumbuhan ekonomi Indonesia bergerak lebih lambat pada tahun 2014, terlihat optimisme bahwa pertumbuhan tersebut akan rebound pada tahun 2015 meskipun kondisi ekonomi global belum kondusif (dan membatasi kinerja ekspor Indonesia) serta lingkungan suku bunga Indonesia yang masih tinggi. Bank Indonesia menaikkan BI rate beberapa kali selama satu setengah tahun terakhir dalam upaya untuk mencegah inflasi tinggi (yang disebabkan oleh kenaikan harga BBM subsidi), menghambat aliran keluar modal menjelang pengetatan moneter AS, membatasi defisit transaksi berjalan dan mendukung nilai rupiah.

    Read column ›