Update Pasar Indonesia: Mengapa Saham Menguat tapi Rupiah Melemah?
Sejalan dengan indeks lain di Asia, saham Indonesia naik pada hari Selasa (26/05). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,62% menjadi 5.320,90 poin. Sentimen-sentimen positif tidak berasal dari Amerika Serikat (AS) karena pasar saham AS ditutup kemarin karena hari libur namun terutama berasal dari Republik Rakyat Tionghoa (RRT) yang badan perencanaan perekonomiannya mengumumkan akan mengimplementasikan sejumlah kebijakan baru dalam usaha mendongkrak perekonomian yang lambat. Kendati begitu, rupiah melemah 0,25% menjadi Rp 13.220 per dollar AS berdasarkan Bloomberg Dollar Index.
Berita-berita dari RRT mendorong kebanyakan indeks saham Asia ke wilayah hijau. Pemerintah RRT mengumumkan tekadnya untuk menarik investasi swasta melalui 1.000 proyek kemitraan pemerintah-swasta di tingkat lokal yang berfokus pada pembangunan infrastruktur. Proyek-proyek ini mencakup pelabuhan dan fasilitas-fasilitas transportasi lainnya, lingkungan, dan layanan umum. Menurut laporan, +1.000 proyek ini memiliki nilai kombinasi kira-kira 2 triliun yuan (320 miliar dollar AS). Kedua, Pemerintah RRT mengumumkan akan mengurangi setengah dari tarif impor untuk pakaian, kosmetik dan beberapa produk konsumen lainnya dalam usaha untuk mendongkrak belanja konsumen.
Sebagai hasilnya, kebanyakan indeks saham Asia menguat termasuk Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (disingkat IHSG) naik 0,62%:
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG):
Meskipun begitu, rupiah terus berlanjut melemah akibat momentum bullish dollar AS. Setelah Janet Yellen mengumumkan pada akhir minggu lalu bahwa Federal Reserve masih bertekad menaikkan tingkat suku bunga AS pada tahun ini (bila data perekonomian AS terus membaik), permintaan dollar AS telah meningkat secara global.
Nilai tukar rupiah yang menjadi acuan Bank Indonesia (Jakarta Interbank Spot Dollar Rate, disingkat JISDOR) melemah 0,05% menjadi Rp 13.192 per dollar AS pada hari Selasa (26/05).
Rupiah Indonesia versus Dollar AS (JISDOR):
| Source: Bank IndonesiaKementerian Keuangan Indonesia menjual obligasi konvensional senilai Rp 7,2 triliun dalam sebuah lelang hari ini (26/05). Hasil ini berada di bawah target indikatif Rp 10,0 triliun. Total tawaran yang masuk mencapai Rp 11,9 triliun dan rasio tertinggi bid-to-cover adalah 1,81 untuk obligasi selama 19 tahun.
Bahas
Silakan login atau berlangganan untuk mengomentari kolom ini