Penjualan Semen di Indonesia Jatuh Drastis, Harapan pada Proyek Infrastruktur
Data terakhir dari Asosiasi Semen Indonesia (ASI) menunjukkan bahwa konsumsi semen di Indonesia menurun 3,8% (year-on-year) menjadi 22,9 juta ton di lima bulan pertama tahun 2015 (dari 23,8 juta ton semen di periode yang sama tahun lalu). Kejatuhan ini adalah penurunan paling tajam dalam konsumsi semen Indonesia sejak 2009 waktu permintaan jatuh hampir 7% pada basis year-on-year (y/y) karena dampak dari krisis finansial dunia. Penurunan saat ini disebabkan oleh perlambatan perekonomian Indonesia dan jatuhnya harga-harga komoditi di luar Jawa.
Sebuah laporan dari Mandiri Sekuritas juga menyebutkan masuknya pemain baru (Semen Merah Putih) di industri semen Indonesia dan juga dibukanya pabrik-pabrik semen baru oleh pemain-pemain yang sudah ada menyebabkan tekanan tambahan pada harga-harga semen dan mungkin akan menyebabkan oversuplai. Sementara itu, bank sentral (Bank Indonesia) tetap berkomitmen tingkat suku bunga yang tinggi dengan suku bunga acuannya (BI rate) pada 7,50% dalam usaha untuk melawan inflasi yang tinggi, memotong defisit transaksi berjalan yang lebar dan membatasi capital outflow menjelang pengetatan moneter di Amerika Serikat (AS). Biaya peminjaman yang tinggi mengurangi permintaan properti makan berdampak pada penjualan dan harga semen. Meskipun begitu, Bank Indonesia telah mengumumkan akan menurunkan persyaratan uang muka untuk pembelian properti dalam rangka mendongkrak industri ini.
Penjualan semen adalah salah satu indikator kunci untuk mengukur keadaan perekonomian, terutama di sektor properti dan infrastruktur. Laporan Mandiri Sekuritas menyatakan bahwa pertumbuhan di belanja infrastruktur Indonesia relatif datar pada -0,6% (y/y) sejauh ini di 2015. Meskipun begitu, ketua ASI, Widodo Santoso, memprediksi bahwa penjualan semen akan mengalami rebound karena proyek-proyek infrastruktur yang dilaksanakan Pemerintah dalam pertengahan kedua tahun 2015. Proyek-proyek ini termasuk jalan tol Trans Sumatra, jalan tol Manado-Bitung dan jalan tol Medan-Kuala Namu, dan juga smelter-smelter, pembangkit-pembangkit listrik, Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta, proyek-proyek rel kereta dan pembangunan pelabuhan di seluruh Nusantara. Santoso memprediksi bahwa penjualan semen domestik akan mencapai 62 juta ton tahun ini, naik 3,5% dari 59,9 juta ton di 2014. Diprediksi bahwa di tahun depan permintaan semen akan meningkat menjadi 69 juta ton.
Penjualan Semen di Indonesia 2008-2015:
Tahun | Penjualan Semen |
YoY Growth |
2015¹ | 62 million | +3.3% |
2014 | 60 million | +3.3% |
2013 | 58 million | +5.6% |
2012 | 55 million | +14.6% |
2011 | 48 million | +20.0% |
2010 | 40 million | +4.2% |
2009 | 38.4 million | +1.1% |
2008 | 38 million | - |
¹ target ASI
Sumber: ASI
Sementara itu, ASI memprediksi total kapasitas pabrik-pabrik semen mencapai 75 juta ton di 2015 dan 92,8 juta ton tahun depan sejalan dengan dimulainya produksi oleh beberapa pabrik semen besar termasuk Semen Padang dan Tiga Roda.
Pada bulan Mei 2015, penjualan semen di Indonesia terutama menurun di provinsi-provinsi yang bergantung pada komoditi seperti Kalimantan Selatan (-41% y/y) dan Kalimantan Timur (-24% y/y).
Produsen semen terbesar di negara ini Semen Indonesia mengalami penurunan pangsa pasar dari 44% menjadi 43,3% sejauh ini di tahun ini, sementara itu, produsen terbesar kedua Indocement Tunggal Prakarsa mengalami penurunan pangsa pasar dari 30,5% menjadi 29,2% selama periode yang sama di tahun lalu.
Bahas
Silakan login atau berlangganan untuk mengomentari kolom ini