Komoditas Indonesia
Kekayaan dan keragaman sumber daya alam Indonesia, terutama di sektor pertambangan dan pertanian, merupakan aset penting bagi perekonomian Indonesia (dan pendapatan pemerintah). Akan tetapi, karena kurangnya industri pengolahan dalam negeri yang canggih, Indonesia sangat bergantung pada ekspor komoditas mentah atau setengah jadi, sehingga negara ini rentan terhadap perubahan harga di pasar global. Keadaan tersebut memerlukan kebijakan yang efektif pada saat harga komoditas turun maupun naik.
Sebagai negara pengekspor bahan komoditas mentah, pemerintah berusaha untuk merangsang perkembangan industri pengolahan hilir (hilirisasi) untuk memproduksi produk dengan nilai tambah. Strategi ini akan berdampak pada industri (ekspor) tertentu seperti pertambangan dan mineral.
Produksi/Cadangan (C) Indonesia | Produksi/Cadangan (C) Global | Pangsa Total Indonesia | |
---|---|---|---|
Coalbed Methane | 453 triliun kaki kubik (C) | 7,550 triliun kaki kubik (C) | 6.0% |
Batubara | 241.1 mln tons oil equiv. | 3,830.1 mln tons oil equiv. | 6.3% |
Beras | 70.6 juta ton | 744.0 juta ton | 9.5% |
Emas | 109.9 ton | 3,109.0 ton | 3.5% |
Energi Panas Bumi | 27,510 MW (R) | 68,775 MW (R) | 40.0% |
Gas Alam | 75.0 billion m³ | 3538.6 billion m³ | 2.1% |
Kakao | 0.16 million tons (F) | 4.4 million tons (F) | 3.6% |
Karet (Alam) | 2.6 million tons | 15.6 million tons | 16.7% |
Kopi | 12.0 juta kantong 60 kg | 168.2 juta kantong 60 kg | 7.0% |
Minyak Bumi | 605,000 bpd | 82,922,000 bpd | 0.7% |
Minyak Kelapa Sawit | 31.0 juta ton | 60.0 juta ton | 51.7% |
Teh | 122,700 ton | 6.48 juta ton | 1.9% |