Komoditas Indonesia
Kelimpahan dan keanekaragaman komoditas Indonesia merupakan aset vital bagi perekonomian negara (dan pendapatan pemerintah) karena menyumbang sekitar 60 persen dari total ekspor. Tetapi sebagai salah satu negara utama pemroduksi dan pengekspor komoditas, Indonesia lebih rentan terhadap efek dari volatilitas harga di pasar komoditas global. Keadaan tersebut memerlukan kebijakan yang efektif pada saat harga komoditas turun maupun naik.
Sebagai negara dengan pengekspor bahan komoditas mentah, pemerintah terfokus pada merangsang pembentukan industri pengolahan hilir untuk memproduksi produk dengan nilai tambah. Strategi ini akan berdampak pada industri (ekspor) tertentu seperti pertambangan dan mineral. Perubahan kebijakan pemerintah yang mempengaruhi iklim investasi di industri ini dibahas dalam Kolom Bisnis dan Kolom Berita.
Produksi/Cadangan (C) Indonesia | Produksi/Cadangan (C) Global | Pangsa Total Indonesia | |
---|---|---|---|
Cocoa | 420,000 ton | 4,025,000 ton | 10.4% |
Coalbed Methane | 453 triliun kaki kubik (C) | 7,550 triliun kaki kubik (C) | 6.0% |
Batubara | 241.1 mln tons oil equiv. | 3,830.1 mln tons oil equiv. | 6.3% |
Beras | 70.6 juta ton | 744.0 juta ton | 9.5% |
Emas | 109.9 ton | 3,109.0 ton | 3.5% |
Energi Panas Bumi | 27,510 MW (R) | 68,775 MW (R) | 40.0% |
Gas Alam | 75.0 billion m³ | 3538.6 billion m³ | 2.1% |
Karet (Alam) | 3.1 million tons | 13.6 million tons | 22.8% |
Kopi | 12.0 juta kantong 60 kg | 168.2 juta kantong 60 kg | 7.0% |
Minyak Bumi | 605,000 bpd | 82,922,000 bpd | 0.7% |
Minyak Kelapa Sawit | 31.0 juta ton | 60.0 juta ton | 51.7% |
Teh | 122,700 ton | 6.48 juta ton | 1.9% |