Tiga jenis utama bahan bakar fosil adalah:

• Batubara; ini adalah bahan bakar padat kaya karbon yang terbentuk terutama dari sisa-sisa tumbuhan darat purba yang terakumulasi di lingkungan rawa. Seiring waktu, materi tumbuhan ini terkompresi dan dipanaskan, mengalami proses yang disebut pembatubaraan.

Pelajari lebih lanjut mengenai pertambangan batubara di Indonesia

• Minyak bumi (minyak mentah); ini adalah campuran cair hidrokarbon yang terbentuk terutama dari sisa-sisa organisme laut mikroskopis (seperti alga dan plankton) yang terakumulasi di dasar laut. Sisa-sisa ini terkubur di bawah lapisan sedimen, dan selama jutaan tahun, panas dan tekanan mengubahnya menjadi minyak.

• Gas alam; ini adalah campuran gas yang terutama terdiri dari metana (CH₄), bersama dengan sejumlah kecil hidrokarbon lain seperti etana, propana, dan butana. Gas alam sering ditemukan bersamaan dengan deposit minyak bumi dan terbentuk melalui proses geologis serupa dari dekomposisi materi organik.

Sejauh ini, bahan bakar fosil telah menjadi sumber energi yang dominan di seluruh dunia karena digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk pembangkitan listrik (terutama batubara dan gas alam), transportasi (minyak bumi diolah menjadi bensin, solar dan bahan bakar jet), pemanas ruangan (gas alam dan minyak pemanas yang berasal dari minyak bumi), proses industri (bahan bakar fosil menyediakan energi untuk berbagai proses industri, termasuk manufaktur dan produksi kimia), dan bahan baku (minyak bumi dan gas alam juga digunakan sebagai bahan baku dalam produksi plastik, bahan kimia dan produk lainnya).

Apa saja ciri-khas utama bahan bakar fosil?

Karakteristik utama bahan bakar fosil adalah kepadatannya yang tinggi akan energi, yang berarti bahan bakar fosil ini mengandung sejumlah besar energi per unit berat atau volume, menjadikannya sumber tenaga yang sangat efisien.

Lebih lanjut, bahan bakar fosil mudah terbakar, yang berarti bahan bakar fosil ini melepaskan sejumlah besar energi dalam bentuk panas dan cahaya ketika dibakar (dikombustikan). Energi ini kemudian dapat digunakan untuk menghasilkan listrik, menggerakkan mesin, dan menyediakan pemanas.

Sementara itu, karena membutuhkan jutaan tahun untuk terbentuk, bahan bakar fosil dianggap sebagai sumber daya yang tidak dapat diperbarui. Oleh karena itu, tingkat konsumsinya jauh melebihi tingkat di mana bahan bakar fosil dapat diperbarui secara alami.

Terakhir, pembakaran bahan bakar fosil melepaskan gas rumah kaca, terutama karbon dioksida (CO₂), ke atmosfer. Ini diyakini sebagai kontributor utama pemanasan global dan perubahan iklim. Pembakaran bahan bakar fosil juga melepaskan polutan lain yang dapat membahayakan kualitas udara dan kesehatan manusia. Bahkan, mengingat fokus global saat ini pada perubahan iklim dan kebutuhan akan sumber energi yang berkelanjutan, ada gerakan yang semakin besar untuk beralih dari bahan bakar fosil ke alternatif energi terbarukan.