Indeks Harga Saham Gabungan: Saham Indonesia ke Arah Mana?
Pasar saham di Indonesia telah menjadi sangat tidak stabil dalam minggu-minggu terakhir, dan ini telah membuat banyak investor menduga-duga apakah rally yang dimulai pada Oktober lalu masih dapat bertahan dan bisa dilanjutkan. Minggu lalu, MSCI Indonesia Index (yang diperdagangkan dengan simbol saham EIDO) mengalami kejatuhan besar - dari posisi yang jauh di atas batas 6.500 menjadi di bawah batas 6.000. Dari perspektif persentase, gerakan seperti ini bisa menyebabkan kerugian yang signifikan untuk mereka yang membeli saham-saham Indonesia saat harganya masih ada pada level tingkat atas.
MSCI Indonesia Index (EIDO):
Sumber: CornerTrader
Namun, dalam sebagian besar kasus, penurunan ini lebih berdasarkan pada panic selling daripada perubahan-perubahan nyata di fundamentalnya. Kami belum melihat penurunan signifikan di proyeksi pendapatan untuk kebanyakan perusahaan di Indonesia. Jadi, ini menandakan bahwa sebenarnya belum ada alasan-alasan untuk mulai menjual saham-saham di Indonesia. Bahkan, proyeksi pendapatan dari perusahaan-perusahaan memiliki performa yang relatif konsisten dan menyarankan bahwa penurunan di waktu-waktu terakhir ini bisa digunakan untuk membeli posisi jangka panjang di pasar-pasar saham regional.
Apabila Anda adalah seorang investor konservatif, pepatah lama bahwa paling baik untuk “beli saat rendah, dan jual saat tinggi" sepertinya lebih sesuai pada saat ini untuk saham-saham Indonesia bila dibandingkan dengan kebanyakan wilayah-wilayah lain. Perlu diingat bahwa pasar-pasar saham di Amerika Serikat (AS) dan Republik Rakyat Tionghoa (RRT) telah menunjukkan performa yang relatif kuat selama beberapa tahun terakhir dan ini juga memperkuat proyeksi yang mendukung untuk saham-saham Indonesia. Jadi, bila kita terus melihat penguatan pada data ekonomi AS dan RRT, para investor seharusnya tetap waspada terhadap “spillover effect” yang kemungkinan akan terjadi di Indonesia. Perhatian khusus perlu dberikan pada angka pekerjaan bulanan di AS, yang cenderung menjadi indikator yang sangat baik untuk belanja potensial konsumen AS.
Bila angka-angka ini dapat terus menunjukkan penguatan, ini mungkin akan berlanjut pada pasar yang kuat untuk eksportir-eksportir Indonesia. Bisa jadi inilah yang persisnya dibutuhkan oleh pasar Indonesia untuk mengulang kembali trend naik yang terjadi sebelumnya dan mengoreksi sejumlah kerugian yang telah dicatat di beberapa minggu terakhir. Jadi meskipun tampaknya saham-saham Indonesia akan terus mengalami kekacauan, perlu diingat bahwa gelombang panic selling sering terjadi dalam momentum cepat dan berbalik keadaan dengan sangat terburu-buru. Para investor yang ingin mendapatkan keuntungan dari gerakan-gerakan jenis ini bisa sering membeli saham pada harga yang jauh lebih murah saat gerakan-gerakan sejenis ini terjadi.
Para investor yang ingin memiliki keterlibatan dengan saham-saham pasar berkembang seharusnya melanjutkan untuk mempertimbangkan semua faktor penting ini, karena mereka pada akhirnya bisa menghasilkan keuntungan saham yang sangat memuaskan sembari kita memasuki pertengahan kedua dari tahun ini.
Indeks Harga Saham Gabungan:
Bahas
Silakan login atau berlangganan untuk mengomentari kolom ini